⭐️KlaLa-14⭐️

35.9K 4.5K 312
                                    

Hola, tekan vote dan ramaikan komentar yaaaaa⭐️

Voment jimplang

~~~~

Ila pikir hanya kecelakaan biasa, nyatanya kecelakaan itu membuat Lilo koma, korban bukan hanya Lilo dan Ila.

Embun, Mommy Riven dan Rimba ikut menjadi korban dan mengalami koma serta benturan keras di kepalanya.

Ila melihat Riven tengah menggendong Rimba yang tadinya pingsan karena tak sanggup menerima fakta jika Mommy mereka koma.

"Bunda, kok bisa abang kecelakaan?" tanya Ila pelan.

Amaya mengedik, dia tadi sedang ziarah ke kuburan Neza dan mendapat kabar jika Lilo kecelakaan.

"Angel gimana?" tanya Ila.

"Dia gapapa, malahan abang kamu yang parah Ila. Kepalanya kena bentur lumayan kuat sampai kata Dokter otaknya mengalami kelainan. Berdoa saja semoga tak apa-apa."

Ila menghela napas pelan, dia menatap tubuh lemah Lilo di kamar inapnya.

Kasihan, Ila tak suka melihat abangnya di rumah sakit dan malah memejamkan matanya.

"Hahh, maafin Ila bang. Beberapa hari ini Ila jauhin abang terus, Ila janji gabakal gitu lagi bang..Ila mohon abang bangun ya.." lirihnya bergetar.

Dia gak sanggup melihat kondisi Lilo, sangat menyayat hatinya sekali.

Ila merasa, jika Lilo sudah mulai merubah sikapnya, Lilo jarang bermanja dengannya lagi, bahkan Lilo lebih sering keluar daripada di rumah.

Yah Ila tau Lilo pasti akan berubah suatu saat nanti.

"Jaga abang ya, Bunda mau pulang dulu. Ambil pakaian."

Ila mengangguk pelan.

Pikirannya berkelana sejenak, tapi harus buyar saat teleponnya berdering kuat.

Dengan cepat Ila merogoh kantung rok nya dan melihat siapa yang meneleponnya.

"Ah? Tante Klara?" untuk apa Mami nya Klarez meneleponnya.

"Assalamualaikum Tante, ada apa ya Tan?"

"Waalaikum sallam, Ila maaf kalau Tante ngerepotin kamu, tapi sekarang kamu lagi dimana?"

"Di Rumah sakit kasih Ayah Tante."

"Klarez bakalan tante pindahin ke Rumah sakit sana, Tante dengar abang angkat kamu kecelakaan, ditambah Klarez mengamuk karena tak ada kamu-MAU ILAA HUAAAAAAAA—aish, Ila kamu denger kan sendiri?"

"Yaudah Tante, mana baiknya aja."

"Oke, Tante otw sama Klarez kesana."

"Iya Tante, Wassalamualaikum"

"Waalaikum sallam."

Ila mematikan sambungannya, dia memijit pelipisnya pelan. "Ahh, pusing." kenapa rasa pusing ini harus datang sekarang.

Terlebih, Ila sudah membuang semua obat itu. "Ck, persetan dengan obat. Mati ya tinggal mati aja." gumam Ila lelah.

Benar, Ila lelah dengan kehidupan, padahal dia baru 16 tahun tapi rasanya pundaknya berat, rasanya kepalanya mau pecah.

Ditambah dengan penyakit itu, menambah beban pikiran Ila saja.

"MOMMY AKU MASIH HIDUP!! JANGAN CABUT ALATNYA!"

Ila menoleh kebelakang, dia melihat Riven menjerit histeris sembari memukul Dokter di depannya.

Banyak yang langsung menahan Riven saat itu. "Ibunya meninggal?" bisik Ila kasihan.

Terlebih, melihat hancurnya seorang Riven karena berita itu.

"BRENGSEK!! JANGAN DICABUT! MOMMY GUE MASIH HIDUP! DIA MASIH HIDUP!..hiks..HUAAAAAA MOMMYYYYY!!"

Ila semakin meringis, kasihan..Ila dapat merasakan sesak yang pastinya Riven rasakan.

"Maaf tapi, pembuluh darah di kepala Nyonya Embun pecah sehingga beliau tak bisa diselamatkan."

Ila bisa melihat Om River, jatuh terduduk dengan tatapan mata kosong, air matanya mengalir deras tanpa adanya kata-kata.

"Enggak..hiks..MOMMY GAK MUNGKIN PERGII HUAAAAAAAA..hiks..RIMBA BAKALAN STRESS KALAU DIA TAU INI TERJADI!!..hiks..ENGGAK MUNGKIN KAN!? INI GAK MUNGKIN!!..hiks..DADDY MOMMY GAK MUNGKIN PERGI!!"

Ila menyeka air matanya perlahan, kasihan, sungguh dada Ila sesak sekali.

"Maafkan kami, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami bukan Tuhan, hidup mati seseorang sudah diatur."

Benar, Ila membenarkan hal itu.

"Dok...Mbun gak mungkin pergi kan?.." lirihan itu menambah luka dihati Ila, sedih..dia bisa merasakan betapa hancurnya Om River saat ini.

Semua juga tau, jika Om River sangat mencintai istrinya.

"Mbun..dia..dia mau ngajak aku main petak umpet lagi..ya..itu pasti benar..Embun..dia gak mungkin pergi Dok..dia janji bakalan sama-sama terus...Embun gak mungkin pergi duluan.."

River berdiri terhuyung, dia menatap Riven yang sudah lelah menjerit.

"Riven, nak, kita masuk yuk, Mommy kamu pasti gak suka di dalam sendirian." ajaknya semangat.

Senyum lebar terulas diwajah pria 42 tahun itu.

Riven kembali histeris, dia memeluk River erat dan menumpahkan semua dibahu sang Daddy.

"Mommy udah gak ada Dad..hiks..Mommy pergi ninggalin kita..hiks..huaaaaaaaaa."

"T-tapi..M-mommy kamu lagi hamil Riven..dia..dia bilang bakalan..kasih kita bayi yang..hiks..cantik.."

Riven menggeleng kuat. "Enggak Dad..hiks..adek bayi ikut pergi sama Mommy..hiks.." isaknya pilu.

Tepat setelahnya, River memejamkan matanya, dia pingsan dan tak sadarkan diri saat itu juga.

Terlalu perih, River tak sanggup.

Ila meremat tali tasnya, ikut menangis melihat hal itu.

Dia merasa bersalah, Tante Embun kecelakaan karena ulah Abangnya, mobil Lilo menghantam tubuh Tante Embun saat wanita itu hendak menyebrang.

Alhasil tubuh wanita cantik itu terhempas jauh dan menghantam batuan besar yang ada dipinggir jalan.

Dan meninggal bersama bayi 3 bulan yang baru dia kandung..

®^^©

Bersambung😾

Kalau mau up lagi, Vote dan Komen harus banyak, komen dibawah 100, upnya bakalan lama.

Abang Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang