⭐️KLAREZ-27⭐️

19.5K 2.8K 176
                                    

Ending 3 chapter lagi🖐

Tekan vote dan tembuskan 100 komen😾

~~~~~~~

"BUNDAAAAAA!" Amaya yang tadinya sedang bersantai di ruang tv, sontak bangun dan berlari menuju kamar Ila.

Ada apa lagi dengan putrinya.

"Kenapa!? Kenapa dek kenapa!?" seru Amaya panik begitu sampai di kamar Ila.

Dia melihat Ila terduduk di lantai dengan helaian rambut yang sudah mengotori lantai, jantung Amaya berdegup semakin cepat.

Dia sontak mendekati Ila yang terdiam dengam segenggam rambut ditangannya, kini rambut Ila semakin tipis.

"Adek.." lirih Amay pilu.

Ila mendongak, tatapan matanya kosong. Apa kanker otak juga bisa menghancurkan memorinya? Ah tidak, jangan sampai itu terjadi.

"Sakit bunda.." rintih Ila parau, dia merentangkan tangannya minta dipeluk.

Amaya dengan sigap memeluk putri kesayangannya ini erat, dan mengelus punggungnya lembut. "Telepon Klarez bunda.." lirihnya.

Untungnya hari ini adalah hari minggu, pasti Klarez ada di rumah,

Ini masih jam 9 pagi.

Sementara di kamar Klarez saat ini, Klara sudah lelah memanggil putranya itu untuk bangun, dengan kesal dia menendang pintu kamar Klarez.

Brak!

"Kla-" ucapan Klara terhenti saat melihat Klarez terduduk diam di tengah kasur, nampak kebingungan.

Seolah disekitarnya ini bukan rumahnya. "Klarez, kamu ngapain sih?" tanya Klara heran.

Klarez mendongak, menatap Klara aneh. "Tante siapa? Terus Klarez siapa?" telak setelahnya, Klara lemas bagai tak ada tulang lagi.

Jantungnya berdegup kencang. "Nak, kamu gak ingat sama Mami?" tanya nya lirih.

Sakit kembali mendera kepala Klarez, dia meringis sembari meremat rambutnya kuat.

"Akhh..sakit..hiks..Mamiiii sakit kepala Kla miiiii..hiks.." Klara dapat bernapas lega setelah ingatan Klarez kembali lagi.

Dia langsung memeluk Klarez erat dan mengusap rambutnya. "Tarik napas, lalu buang. Nanti sakitnya hilang." bisik Klara.

Setelah tenang dan rasa sakitpun hilang, Klarez baru bisa bernapas lega. "Kenapa Mi?" tanya nya heran.

"Ila mau ketemu kamu."

"Ila?"

"Iya, jangan bilang kalau kamu juga lupa siapa Ila."

Klarez diam, tapi kemudian dia tersentak dan mengangguk cepat.

"Ingat! Kla ingat siapa Ila kok."

"Emang Ila siapa?"

"Pacar Kla dong, yang paling cantik dimata Klarez hahaha."

Klara tertawa pelan, dia menciumi pipi tirus putranya berulang kali, lalu yang terakhir adalah dahinya. "Udah, mandi sana. Ila pasti nungguin kamu."

"Otteee mamiii."

Klara gemas sekali, Klarez benar-benar mirip Arez, manjanya, cueknya, Tsunderenya, keras kepalanya.

Pokoknya Klara bersyukur Klarez lahir ke dunia ini, benar-benar bersyukur sekali.

.....

Klarez berjalan pelan mendekati Ila yang sedang belajar di ruang tengah, dia mau mengagetkan kekasih nya dulu.

Baru juga Klarez hendak berteriak, eh Ila malah tau.

"Abang udah sampe, sini duduk bang."

Raut wajah Klarez langsung kecut.

"Kok tau ini abang?" rengutnya.

Ila terkekeh pelan, dia mencubit pelan hidung Klarez. "Ila hapal bau parfume abang," jawabnya tenang.

Tatapan teduh yang Ila berikan membuat Klarez tenang, dia menggenggam erat tangan Ila dan menciuminya pelan.

"Sayang banget sama Ila."

"Ila juga sayang banget sama abang."

Klarez tau kalau rambut Ila mulai menipis, tapi dia tak masalah karena dimatanya Ila selalu cantik paripurna.

"Adek udah minum obat?"

"Udah kok."

"Adek cantik mau mam apa? Biar abang beliin di luar." Klarez bertanya dengan tangan yang mengunyel pelan pipi Ila.

Dia akan menggigitnya bagai menggigit mochi, kurang ajar emang si Klarez ini.

Ila ragu, apa Klarez bakal ingat untuk pulang kesini jika dia dibiarkan jajan keluar.

"Abang gak bakal lupa jalan kemari kan?" tanya Ila.

Klarez merengut pelan. "Ya enggak lah, masa rumah calon istri bisa lupa." cibirnya kesal.

Ila tergelak, dia mencium pipi Klarez cepat. "Yaudah, hati-hati ya calon suami." balas Ila.

Lihatlah kawan, pipinya sudah merah padam hahah.

Tak taukah Ila, kalau Lilo ada dibalik dinding dekat dapur, menangis menahan kecemburuan melihat kemesraan Ila dan Klarez.

Kasihan, sadboy jalur karma.

®^^®

Bersambung😾

Abang Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang