⭐️KlaLa-15⭐️

35.7K 4.2K 315
                                    

Tekan vote dan ramaikan komentar, komen diatas 100 tanpa spam gajelas baru bisa up, spam dalam bentuk apapun akan dihapus dan spam next terlalu banyak akan diblokir🖐

Btw aku ultah loh hari ini, gak mau ngucapin kah? Btw ultah yg ke 19 tahun yak.

~~~~~~

Ila baru saja berjalan hendak menuju kantin rumah sakit, tapi tarikan seseorang membuatnya terhuyung ke belakang.

Disusul dengan air mata dan isakan jelas ditelinganya.

"Ilaaaa..hiks..gamau putus Ilaaaa..hiks..gamauuuu." sip, ada pasien kabur nih pasti.

Ila melepas pelukan Klarez perlahan lalu berbalik, melihat dengan jelas wajah dengan dahi dan dagu yang diberi kapas plester.

Air mata sudah membanjiri wajahnya, bahkan matanya tenggelam sudah tak terlihat.

"Tapi kan emang udah putus." ungkap Ila tenang.

Klarez menggeleng, dia menghentakan kakinya ke lantai, tangannya meremat baju pasien yang dipakainya.

"Enggak mauuuu!..hiks.."

"Loh? Kenapa?"

"Kla suka sama Ilaaa..hiks..Kla gamau putus dari Ila..hiks.."

Senyum samar Ila berikan. "Bagus deh, berarti Ila gak cinta sebelah tangan." ujarnya kalem.

Klarez mengangguk semangat. "Iya, jadi kita balikan ya? Yayaya?" rengek Klarez seraya menggoyangkan tangan Ila.

Tak tahan, Ila mencubit pelan pipi Klarez. "Iya abang gemes, kita balikan kok." ucapnya lembut.

Klarez tersenyum, walau dagunya sakit yang penting happy kiyowo dulu. "Serius!?" pekiknya.

Ila mengangguk 2 kali. "Hooh bang, serius."

"YEAYYYY, AYANG ILA BANYAK-BANYAAAK." jeritnya bahagia sembari memeluk Ila erat.

Ila tertawa pelan, dia membalas pelukan Klarez dan mengelus punggungnya. "Iya, Ila juga sayang abang gemes." balasnya.

Klarez senang, setidaknya dia tak akan kehilangan Ila lagi.

"Udah, abang masuk kamar sana. Ila mau ke kantin."

"Otteeeee."

"Aish, menggemaskan sekali." Ila tak tahan untuk tidak mencubiti pipi Klarez pelan.

Klarez juga menikmati kok, jadi tak apa.

Setelah Klarez kembali ke kamarnya, Ila berjalan lagi menuju kantin yang letaknya ada di luar Rumah sakit.

Disana ada ambulance, ada Riven dan juga Rimba, nampaknya mereka hendak membawa pulang jenazah Ibu mereka.

Dilihat, mata Rimba terus berurai air mata, namun tatapan matanya kosong, seperti ada sesuatu yang dia rencanakan.

Saat tanpa sengaja Rimba melihat keberadaan Ila, raut wajah cowok itu mengeras.

Dia berjalan cepat mendekati Ila.

"GARA-GARA ABANG SIALAN LO! MOMMY GUE MATI!! AKHHH BRENGSEK!" hampir saja Ila kena hantam kepalan tangan Rimba, jika saja Riven tak menahannya.

"Rimba! Bukan salah Ila jadi jangan lampiaskan ke dia!" marah Riven.

Rimba kembali histeris, dia memeluk Riven erat. "MOMMY PERGI RIVEN!!..hiks..MOMMY PERGI TINGGALIN KITA!!..hiks..MOMMY PERGII HUAAAAAAAAAA." tangisnya histeris.

Riven menitihkan air mata, dia juga tau akan hal itu, tapi apa yang bisa mereka perbuat..tak ada yang bisa mereka perbuat selain balas dendam nantinya.

Ila takut, dia berjalan masuk kembali ke Rumah Sakit.

Tadi saja kepolisian sudah datang, Lilo ditetapkan sebagai tersangka tapi karena kondisinya juga tak memungkinkan, dia belum bisa ditahan.

Namun jika Lilo sudah sembuh nantinya, dia akan dijatuhi hukuman penjara 20 tahun.

Semuanya terlalu rumit, lebih rumit daripada teman kecilnya dulu, punya 15 ayah, dan 20 saudara, apa gak rame banget tuh rumah yakan.

Tiap tahun melahirkan terus Ibunya, untung saja uang mereka banyak jadi ya gak masalah.

Terlebih, semuanya laki-laki, apa gak..wah gitu.

Ila iri sih, tapi ya bersyukur saja untuk hidupnya sekarang walau dia penyakitan.

®^^®

Bersambung😾

Abang Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang