⭐️KLAREZ-28⭐️

19.6K 3K 228
                                    

200 komen TANPA SPAM NEXT, SEMANGAT, LANJUT. 500 VOTE 200 KOMEN BARU UP. SEKALIGUS PENETU ENDING🖐


SIDER GAUSAH NGELUNJAK, DIBAIKIN MAKIN MENJADI.

~~~~~~

Ila terkekeh pelan melihat mata sembab Lilo, selepas Klarez pergi mencari makanan, Lilo muncul sambil sesenggukan.

Sekarang dia malah memeluk Ila dan menangis di dadanya. "Huhuu..hiks.."

"Udah ah bang, nangis terus."

"Sakit hati abang..hiks.."

"Cup-cup sayang."

Lilo memejamkan matanya pelan, rasanya dia mau tidur "Ngantuk.." lirihnya.

Kepalanya terasa sakit, entah apa yang terjadi namun kepalanya terasa amat sangat. "Ngantuk.." bisiknya lagi.

Sebelum kegelapan menelannya, Lilo merasakan kecupan manis dan sesuatu yang menetes jatuh ke wajahnya.

Ila mulai lemas, tatapan matanya sendu menahan rasa sakit dikepalanya yang tak bisa dielakan lagi.

Tetesan darah mulai jatuh dari hidungnya, menetes ke wajah Lilo yang ada dibawahnya. "BUNDAAAA!" jeritnya sebelum kesadarannya hilang.

Tubuh gadis yang besok berulang tahun ke 17 itu limbung ke belakang dan tak sadarkan diri seketika.

Pikiran terakhir yang muncul dikepalanya adalah Klarez, dimana Klarez saat ini, kenapa dia tak kunjung sampai.

Di posisinya, Klarez baru saja keluar dari kedai tukang bubur ayam, tiga bungkus sudah dia beli untuknya, Ila dan Lilo nantinya.

Jarak antara tukang bubur dan rumah Ila tak terlalu jauh, Klarez berjalan pelan menuju arah dia datang tadi.

"Ila pasti suka." gumamnya riang.

Dia terkekeh pelan, membayangkan senyuman manis milik Ila yang akan dia dapat nantinya.

Sesampainya Klarez di simpang 4 antara blok A, B, C dan D, Klarez terdiam.

Wajahnya pucat, terlebih saat rasa sakit dikepalanya datang lagi dan kali ini lebih parah dari sebelumnya.

"L-lewat mana..aku harus lewat mana.." lirihnya takut, dia tak tau harus lewat mana.

"Ilaaa, abang gatau Ila.." racaunya panik. Klarez harus lewat mana, dia lupa, seakan memori itu lenyap dari kepalanya.

Lagi bingung-bingungnya, hujan turun mendadak dan sangat deras, Klarez terduduk lemas dijalan paving blok komplek.

Sangat sakit. "Hahh..hahh..j-jalan..g-gatau..hiks..gimana ini..hiks..Ilaaa..hiks..HUAAAA ILAAAAA!!" jeritnya frustrasi.

Klarez tak tau bagaimana caranya berdiri dan berjalan, dia melupakan semuanya. Tak mau menyerah, Klarez merangkak lurus diderasnya hujan.

"Hiks..sakit.." Klarez hanya mau sampai di rumah Ila, Klarez harus sampai mau bagaimana pun itu.

Klarez terus merangkak walau kakinya sudah terluka, lututnya berdarah.

Kepalanya terasa sangat berat.

"Ila.." tatapan mata Klarez terlihat pilu saat melihat tubuh Ila digendong Paman Jo menuju mobil dengan keadaan bagian mulut dan dagu penuh darah.

Disusul Tante Amaya yang sudah menangis histeris dibelakangnya, tak lupa juga Lilo yang terlihat linglung.

"ILAA!!" jeritnya histeris.

Lilo dan Amaya melihat keadaan Klarez yang keadaannya mengenaskan. Basah dengan darah yang ikut menetes perlahan dari bawah hidungnya.

Tak tau, kepalanya terlalu pusing.

Sampai karena tak bisa menahan rasa sakit itu, Klarez memejamkan matanya pelan dengan kepala yang membentur paving blok.

Deru napasnya memberat dan putus-putus, lirihan pilu terdengar ditengah derasnya hujan kala itu.

"Ila..hiks..abang..gamau lupain kamu..hiks.."

Benar, setelah ini Klarez mulai melupakan semuanya.

®^^®

Bersambung😾

Abang Manja [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang