Kesalahan 1

9.5K 288 100
                                    

Kalau kalian mengharapkan ini adalah cerita 18+ dengan adegan ranjang, maka kalian salah besar!

Cerita ini banyak mengandung kata frontal dan kasar yang membuat imajinasi kemana-mana,  jadi bijak dalam membaca dan ambil hikmahnya.

Ambil baiknya, buang buruknya

Happy reading<3

Happy reading<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zayn Galendra

"Kesalahan terbesarku adalah ketika aku yang begitu lihai mencintaimu, namun aku tidak tahu cara melupakanmu, lalu salahkah jika aku mengikuti kata yang selalu menginginkan mu?"

KESALAHAN

***
   Setelah mengakhiri sholat empat rakaat, aku langsung melipat sajadah juga mukenah berwarnah biru langit yang aku kenakan.

  Mataku melihat arloji yang aku gantung di dekat jendela, bibir ini menyunggingkan sebuh senyuman ketika jarum pendek menunjukan pukul delapan juga jarum panjang menunjukan angka tiga.

  Pukul 20:15  kini aku menyambar pashmina plisket kemudian memakainya dengan telatent, setelah selesai dengan pashmina aku kembali pada hoodie berwarna hitam dengan tulisan Los Angel di bagian depannya.

  "Mau kemana?"

  Aku menurunkan hoodie tersebut sebelum aku menjawab pertanyaan dari orang itu.

  "Biasa," jawabku singkat yang aku yakini dia paham atas isyarat itu.

  "Mau sampai kapan, La?"
 
   Seperti disadarkan oleh kenyataan, namun aku mencoba tetap tersenyum dengan pertanyaan itu. Itu hal yang biasa setiap hari ku dengar hingga rasanya aku begitu muak mendengarnya dari bibir Shiva.

  "Andai aku tau caranya berhenti, mungkin aku udah lebih dulu berhenti tanpa kamu tanya," tuturku sambil terkekeh. Emang selain terkekeh dan tersenyum apalagi yang bisa aku lakukan? Marah? Shiva tidak ada salah disini akulah yang salah karena tidak bisa mengatasinya dengan baik.

  "La, lo enggak boleh gegabah gue kayak gini karena sayang sama lo. Gue enggak mau lo tambah sakit nanti."

  Aku harus bagaimana? Aku tahu apa  yang dikatakan sahabatku itu benar, namun logika ku sedang mati hingga tak bisa bekerja.

* * *

Aku sangat paham jika tempat ini bukanlah tempat yang cocok buatku, malahan bisa dikatakan ini terlalu bahaya untukku yang bermodalkan nekat.

Kesalahan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang