Kesalahan 15

1.8K 121 7
                                    

    
Halo gaes, apa kabar?

Masih ada yang nunggu cerita ini enggak?
Jangan lupa follow ig @/ny.lestari dan tt  @/penuliis_wattpad

Karena disitu aku bakal post seputar cerita yang aku tulis salah satunya ini

Happy reading
 

.
.
.
.

Jarum jam saat ini sudah menunjukan pukul satu dini hari, namun tanda-tanda Zayn pulang tidak ada sampai sekarang.

  Sebenarnya sekolah macam apa yang tengah di lalui anak itu sampai subuh-subuh seperti ini belum pulang juga salah satu muridnya?

  Seingatku jarak dari sini ke sekolah hanya sepuluh menit, malah kenapa menjadi sepuluh jam lebih begini?

  Tanganku meraih gawai yang berada di sebelahku, kemudian menelpon Yudha karena diantara teman-temannya hanya nomor lelaki itu yang aku punya.

  "Ada apa, La?" tanya orang dari seberang sana, suaranya seperti baru bangun tidur. Berat sekali.

  "Kak Zayn disitu enggak, kak?" tanyaku mencoba memastikan meskipum hati kecilku mengatakan tidak, tetapi bertanya dahulu tidak salah kan?

  "Enggak, dia belum pulang?"

  Aku menggelengkan meski sadar jika Yudha tidak dapat melihat gerakan yang  baru saja aku lakukan.

  "Dari sekolah tadi sampai sekarang belum pulang," sahutku dengan suara lesuh.

  Kemana dia? Biasanya ia selalu bersama teman-temannya atau mungkin Yudha tidak ikut pergi dengannya? Sebab, tau sendirikan Yudha itu gimana.

  "Coba tanya sama Varel, Tirta, tapi setau gua hari ini enggak ada acara ngumpul karena Varel mau imunisasi Nada katanya terus Tirta bantuin bundanya beres-beres rumah."

  Pikiranku semakin berkecamuk, dimana anak itu? Ku telpon tidak ada sahutan.

  "Kemana ya, kak?" lirihku dengan dada yang mulai sesak. Rasa khawatir ini sudah berpacu di dalam dada.

  Yudha diam sebentar kemudian ia bersuara. "Atau mungkin ... Lisa?"

  Deg!

  Lagi-lagi dadaku terasa sesak mendengar Yudha berkata demikian, kenapa aku tidak kepikiran tentang itu? Jelas saja itu bener, sebab semua temannya sedang sibuk jadi kemana lagi ia jika tidak ke tempat kekasihnya.

  "Mmm ... oh, okey, makasih ya, Kak," kataku dengan nada bergetar yang bercampur dengan rasa sesak.

  "La, are you okey?"

  Mendengar Yudha berkata demikian aku mencoba menetralkan suaraku.

  "O-okey banget, Kak, aku tutup dulu ya, kak, Assalamualaikum."

* * *

  Wa as-habul-yamini ma as-habul-yamin.

  Sejenak aku menghentikan bacaan surah Al-Waqiah tersebut ketika terdengar suara ketukan dari pintu, siapa orang yang kurang kerjaan bertandang subuh-subuh seperti ini?

  Ternyata pendengaranku tidak salah, ketukan itu terdengar lagi menjadi lebih nyaring dari sebelumnya.

  Aku bergegas keluar kamar untuk membuka pintu, siapa tahu itu adalah tamu penting.

Kesalahan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang