Kesalahan 2

3.2K 201 70
                                    

Stella Farasyah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stella Farasyah

.
.
.

Ambil baiknya buang buruknya <3
.
.
.

  Aku membuka mata karena merasa panasnya sinar matahari mengenai wajahku, namun disaat aku hendak membuka mata entah kenapa aku merasa seluruh tubuhku rasanya begitu sakit dan ingin remuk. Sebenarnya gaya tidur selerti apa yang telah aku lakukan? Sebegitu lasakkah aku tidur hingga tulang-tulangku rasanya babak belur seperti ini?

  Namun, yang lebih mengejutkan adalah ketika membuka mata aku malah menangkap sosok lelaki yang kini sedang bermain ponsel di sebelahku dengan telanjang dada hingga aku bisa melihat tattonya.

  Kemudian aku melihat tubuhku.

  Astaghfirullah!

  Aku terkejut bukan main melihat kondisi tubuhku yang mengenaskan seperti ini, hoodie-ku sudah tergeletak di dashbor juga leherku yang tertutupi oleh pashminaku.

  "Bangun juga akhirnya lo."

  Mataku meliriknya yang tadi sempar melihatku sekilas. Aku baru teringat bahwa tadi malam aku telah melakukan suatu hal yang bodoh. Mengingatnya mendadak air mataku luruh entah kenapa tadi malam aku tak bisa mengontrol diri hingga dengan bodohnya aku mengiyakan ajakan sesatnya.

  "Enggak usah nangis gua jijik!" cecarnya yang membuatku terperangah.

  Melihat raut wajahnya yang seperti tak bersahabat membuat rasa sesak itu semakin membuncah. Rasanya semua harapanku telah sirnah karena dengan bodohnya telah memberi kehormatanku kepada dia yang tidak halal denganku.

  "Pakai baju lo sekarang!" titahnya tanpa menoleh sedikitpun kepadanya. Aura yang penuh hasrat tadi malam seolah berubah menjadi bak iblis yang mengejamkan, rahang tegasnya seperti siaga kapanpun melontarkan perkataan mematikan bagiku.

  "Ini ada uang lo pake untuk beli pil dan penghilang nyeri sisanya buat lo anggap aja itu bayaran karena udah servis gua tadi malam."

  Tubuhku serasa terserang bom atom saat ini juga, rasa nyeri begitu menggerogoti jiwa. Air mataku semakin menetes mendengar perkataannya saat ini aku tak ada bedanya dengan wanita bayaran di matanya.

  Jujur, hatiku sakit mendengar perkataanya seperti itu apalagi dengan dia yang menyuruhku beli pil?

  "Kak, ini masa suburku," cicitku ketika aku mengingat-ngingat hari.

  "Terus apa gunanya gua ngasih lo uang?!" ucapnya sambil melirikku tajam.

  Kenapa Zayn yang aku suka kini berubah menjadi sosok yang menyeramkan? Setauku dia begitu menyayangi wanita walaupun sering bergonta-ganti, setauku setelah ia satu kamar dengan wanita itu ia selalu melemparkan sebuah senyuman indah dari wajahnya namun kenapa kepadaku malah sebuah tatapan tajam bin mematikan seperti ini?

Kesalahan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang