jangan lupa vote, komen, dan share, ya?
cuma mau ngasih lampu kuning aja ke kalian wkwk
happy reading <3
.
.
.
.
Hari ini Zayn dan Stella sedang bersiap-siap untuk pergi, bukan tanpa alasan mereka diundang makan malam keluarga oleh orang tua Stella, sangat kaget memang dan semoga saja pikiran buruk yang menggerogoti isi kepala gadis itu tidak benar adanya.
Berbalutkan abaya berwarna hitam dengan warna pashmina yang senada kini Stella sudah selesai, tinggal menunggu Zayn yang saat ini masih menata rambutnya, lelaki itu benar-benar penuh pesona dengan celana jeans hitam juga kaus oblong hitam. Entah kenapa ketika melihat Zayn memakai pakaian serba hitam demage-nya benar-benar tidak ramah bintang lima di jantung.
Sepanjang perjalanan mereka tak banyak bicara seperti biasanya, sebab Stella sudah mulai berubah semenjak kejadian di siang itu, sudah tiga hari ini ia benar-benar tidak banyak bicara kepada lelaki itu, bicarapun hanya sekedar dan seperlunya.
Sesampainya di sebuah restoran yang telah dikirim alamatnya oleh orang tua Stella, Zayn tidak lupa untuk menggenggam tangan sang istri. Untung saja ia tidak menolak genggaman tangan itu.
"Makasih, ya, Om, Tante udah nunggu kita soalnya tadi macet jadi lama," ucap Zayn lalu menyalami mertuanya tersebut dan disusul oleh Stella.
Ketika melihat orang tuanya entah kenapa hati Stellaa begitu perih mengingat kejadian itu, wajah murkah kedua orang tuanya masih teringat jelas di kepalanya seperti apa.
"Ma, Pa, maafin Stella."
Hanya itu perkataan yang dapat wanita itu lontarkan ketika bertemu dua orang malaikat yang telah ia patahkan hatinya beberapa bulan lalu, hingga kini.
Mama Stella hanya tersenyum, kemudian mengelus lembut pipi sang putri.
"Nasi udah jadi bubur, Sayang, Allah saja Maha Pemaaf lantas apa yang buat Mama enggak maafin kamu? Mungkin ini kesalahan mama karena terlalu ngelepas kamu."
Bukannya semakin tenang yang ada Stella malah tambah bersalah, itu artinya ia benar-benar telah menghancurkan kepercayaan orang tuanya.
"Udah nunggu lama, ya?"
Semua mata tertuju ke sumber suara, hingga Zayn dan Stella saling tatap.
"Ma, Pa?" cicit Zayn karena tidak percaya ada orang tuanya juga di sini, ia kira hanya makan malam bersama orang tua Stella saja ternyata tidak, ini seperti pertemuan yang serius.
"Kenapa, kaget kamu ada kami di sini?" ketus Papa Zayn kemudian menepuk bahu sang anak dan mengambil posisi duduk yang sudah di sediakan.
"Sebenarnya ini ada apa?"
Zayn mencoba mengumpulkan keberaniannya bertanya demikian, entah kenapa ia menajadi negative thinking seperti ini.
"Enggak ada, Zayn, kami cuma mau lihat aja kayak mana kondisi putra dan putri kami setelah beberapa bulan kami lepas?" tutur Papa Zayn, langsung saja Zayn menatap sang Papa dengan bingung.
"Di dalam rahim Stella ada anak kandungnya, yang sebenarnya itu adalah tanggung jawab Stella karena itu anak di luar nikah, jadi kami berdua selaku orang tua Stella tidak mungkin membiarkan putri kami kesusahan sendiri," tutur Papa Stella, sebenarnya ada sedikit rasa mengganjal mengucapkan hal segamblang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesalahan (End)
Teen Fiction"Jika rasa ini sebuah kesalahan, lantas mengapa ia dengan begitu lancangnya hinggap di benakku?" #Rank 1 - Sedih (25 Maret 2022) #Rank 2 - SMA (25 Maret 2022) #Rank 2 - Spiritual (1 April 2022)