Kesalahan 10

2.1K 117 26
                                    

Halo gaes, apa kabar?
Masih ada yang nunggu cerita ini enggak?
Jangan lupa follow ig @/ny.lestari dan ig  @/penuliis_wattpad

Karena disitu aku bakal post seputar cerita yang aku tulis salah satunya ini

Happy reading

.
.
.
.

  Di dalam mobil aku masih nangis mengingat perlakuan orang tuaku yang begitu sesak, belum sampai disitu karena saat ini kami sedang menuju kediaman orang tua Zayn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Di dalam mobil aku masih nangis mengingat perlakuan orang tuaku yang begitu sesak, belum sampai disitu karena saat ini kami sedang menuju kediaman orang tua Zayn.

  Aku langsung mengambil barang-barangku ketika di rumah tadi, lebih tepatnya di rumah orang tuaku. Itupun kalau mereka masih menganggapku mengingat Mama perkataan Mama.

  "Sampai."

  Jantungku semakin memompa lebih cepat ketika tiba di sebuah rumah bercat cream nan mewah. Ternyata benar rumor yang beredar jika Zayn bukan hanya anak sultan kaya raya, namun juga anak tunggal kaya raya.

  Melihatku yang masih terpaku Zayn mendekatkan tubuhnya kemudian ia memelukku dengan erat. Pelukan ini aku dapat merasakan bukan semata hanya untuk menyalurkan energi ke aku saja namun ia membutuhkan energi dari tubuhku.

  "Gimana gua bisa kuat kalau lihat lo kayak gini?"

  Jantungku berdetak semakin cepat ketika mendengar suaranya yang melemah beda dari yang sebelum ke rumah Mama tadi. Suaranya seperti rapuh namun ia tahan dan disalurkan lewat pelukan ini.

  "Jangan nangis, ya? Biar gua bisa kuat nanti ngadepin Papa Mama."

  Zayn melonggarkan jarak diantara kami kemudian ia menatapku teduh dan menghapus air matanya.

  "Ini semua kesalahan yang harus kita hadepin sama-sama, dan kesalahan lo juga karena enggak minum pil itu dengan bener."

  Perkataan Zayn memang lembut namun begitu nyelekit di hati, membuat dadaku semakin sesak.

  Tidak lama kemudian kami keluar dari mobil dan Zayn memegang tanganku erat. Jujur kakiku begitu dingin ketika melangkah ke rumah bak istana ini, bukan hanya tanganku saja yang dingin tangan Zayn sama dinginnya denganku.

  "Ma! Pa!"

  Zayn meremas tanganku sambil memencet bel rumah dengan dua daun pintu itu.

  "Eh, Zayn?"

  Keluarlah seorang wanita cantik sekitar umur 30 tahunan yang aku yakini itu adalah Mama Zayn.

  "Pacar kamu?" tanya Mama Zayn menunjukku dengan alis matanya.

  Mendengar beliau berkata demikian membuatku tersenyum kikuk sambil menatap Zayn yang hanya tersenyum saja.

  "Kamu itu gonta-ganti pacar mulu, Zayn."

Kesalahan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang