01

9.8K 335 0
                                    

"Kalau kau tidak suka, maka sebaiknya kita akhiri hubungan kita sekarang!"

"Akhhh!!"

"Anak-anak..."

Tiittt....

Pemuda yang awalnya tidur nyenyak itu langsung terbangun dan terduduk dengan nafasnya yang memburu. "Ibu!"

Ia mengedarkan pandangan dan menyadari ternyata hari masih sangat pagi. Pemuda itu menghela nafas lalu memegangi kepalanya.

"Ada apa ?"

Pemuda itu menoleh pada orang yang masih berbaring di sampingnya. "Tidak ada"

"Kau bermimpi buruk ?"

Pemuda itu kembali menghela nafas. "Aku hanya memimpikan ibu"

"Lagi ? Di antara kita sepertinya kau yang sangat sering memimpikan ibu"

"Entahlah Jen, aku selalu terbayang-bayang kejadian itu"
"Sudahlah, aku harus memasak sarapan dulu" kemudian dia segera turun dari ranjang dan hendak pergi keluar dari kamar.

"Renjun-a, masak nasi goreng kimchi ya untuk sarapan" kata pemuda yang masih berbaring tadi.

Pemuda yang bernama Renjun itu pun mengangguk, "iya" kemudian ia segera pergi dari kamar.

Sedangkan pria yang satunya segera terduduk. Dia terdiam selama beberapa saat. "Kejadian itu masih sangat mengganggu pikiran Renjun" gumamnya.

•••

Setelah membasuh wajahnya di kamar mandi, Renjun langsung pergi ke dapur dan menyiapkan sarapan.

"Oh ? Jaemin-a, kau sudah bangun juga" ujar Renjun saat melihat seorang pria yang sedang memotong sayuran.

Orang bernama Jaemin itu menoleh. "Selamat pagi, Renjun-a"

Renjun mengangguk. "Selamat pagi juga"

"Kau juga bangun lebih pagi sekarang ? Bermimpi lagi ?" Tanya Jaemin.

Renjun menghela nafas dan mengangguk pelan. "Ya"

Selama beberapa saat Jaemin terdiam. "Aku juga"

"Apa ? Kau juga memimpikan ibu ?"

Jaemin mengangguk. "Sepertinya kita harus mengunjungi ibu"

"Kau benar. Akhir pekan nanti kita harus pergi"
"Ohh iya, Jisung masih tidur ?"

Jaemin mengangguk. "Semalam dia tidak bisa tidur, dan hari ini jadwal kuliahnya siang. Jadi dia tidak akan bangun sekarang"
"Bagaimana dengan Jeno ?"

"Dia sudah bangun tadi"
"Ayo, sebaiknya kita segera siapkan sarapannya"

•••

Waktunya sarapan sudah tiba.

"Ayo cepat habiskan sarapannya, kalau tidak kita akan terlambat nanti" kata Renjun.

Tanpa ada yang berbicara lagi, ke empat orang pemuda itu hanya fokus makan. Dan di antara mereka, Jaemin selesai makan lebih dulu.

"Aku sudah selesai" kata Jaemin yang langsung bangkit dari duduknya.

Sontak semua mata tertuju padanya.

"Makanlah lagi, Jaemin-a. Kau hanya makan sedikit" kata Jeno yang duduk di sebelahnya.

"Aku sudah kenyang. Kalian habiskanlah semuanya" jawab Jaemin yang kemudian segera pergi dari meja makan.

Setelah sarapan selesai, giliran Jeno dan Jisung yang membersihkan meja sekalian mencuci piring. Karena selalu seperti itu pembagian tugasnya.

•••

Jisung yang baru saja memasuki kamar pun melihat Jaemin yang sudah siap berangkat. "Hyung mau berangkat sekarang ?"

Jaemin mengangguk. "Katakan pada hyung mu yang lain, hari ini aku harus berangkat lebih awal. Tapi aku akan pulang lebih awal juga"

Jisung mengangguk. "Baiklah, hati-hati"

Jaemin mendekat dan mengacak-acak rambut Jisung sekilas. "Kuliah dan belajarlah yang benar ya"

"Iya hyung"

Renjun sedang sibuk di kamarnya, sedangkan Jeno berada di kamar mandi. Jadi Jaemin tak sempat berpamitan kepada kedua saudaranya itu sebelum pergi.

•••

"Hyung"

Renjun pun menoleh pada Jisung yang menghampirinya. "Kenapa ?"

"Hyung punya earphone kan ? Aku ingin meminjamnya"

"Untuk apa ? Kau belajar saja dengan benar" kata Jeno.

"Iya, aku akan belajar dengan benar kok. Tapi kan ketika waktu luang aku ingin mendengarkan musik dari ponsel ku"

Renjun segera memberikan earphone miliknya pada Jisung. "Hati-hati saat memakainya. Kau tau kan jangan memakai suara yang terlalu besar"

"Hyung tidak perlu khawatir"

"Kalau begitu kami pergi dulu. Jangan lupa kunci pintu sebelum berangkat. Jaga diri mu"

"Hyung, aku ini sudah dewasa. Kalian tidak perlu begitu terus pada ku" kata Jisung.

Jeno pun langsung mengacak-acak rambut Jisung. "Kau tetap adik kecil kami"

Renjun mengangguk setuju. "Itu benar"

"Sudah ah, sana hyung pergi. Hati-hati"

"Kau juga hati-hatilah saat berangkat maupun pulang"

"Iya"

Renjun dan Jeno pun segera pergi ke tempat kerja mereka masing-masing. Sedangkan satu jam lagi Jisung akan berangkat ke kampusnya.

•••

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat.

Jaemin kini sedang membersihkan bajunya yang sedikit kotor dan hendak pulang.

"Jaemin-a"

"Eh ? Ada apa paman Shin ?"

"Terima kasih ya untuk hari ini juga. Kau bisa datang tepat waktu walaupun jadwalnya lebih pagi"

"Ah paman, tidak perlu begitu. Ini juga kan sudah menjadi tugas ku"

Orang yang di panggil paman Shin itu tersenyum. Kemudian dia memberikan sebuah kantung pada Jaemin. "Ini ambillah. Makan bersama ketiga saudara mu itu"

"Ah terima kasih banyak paman"

Paman Shin menepuk pundak Jaemin pelan. "Sekarang pulanglah, besok jadwalnya seperti biasa lagi"

Jaemin mengangguk. "Baik paman"

Setelah selesai, Jaemin segera pergi dari tempat makan. Itu adalah tempat ia bekerja  yang kemudian segera di tutup oleh paman Shin.

Jaemin menghentikan langkahnya terlebih dulu dan segera mengirim pesan pada ketiga saudaranya.

Jaemin :
Kalian masih sibuk ?
Jika sudah selesai, cepatlah pulang. Paman Shin memberiku makanan lagi untuk kita makan bersama malam ini.

Renjun :
Sebentar lagi aku pulang

Jeno :
Aku juga
Tunggu aku

"Kenapa Jisung tidak membalas ?" Gumam Jaemin. "Oh, mungkin dia sedang dalam perjalanan pulang"

Ia pun menyimpan ponselnya lagi dan segera pulang ke rumah.

"Hahhh...aku harus istirahat total malam ini"

•••


Hai~

Selamat datang di cerita baru ku!
Semoga kalian suka ya sama ceritanya >.<

Happy reading ~ ❤

BrotherhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang