JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌
•••
Saat ini adalah hari libur.Jaemin tetap bekerja, sedangkan Jisung sedang pergi bersama teman-temannya. Lalu Renjun dan Jeno memutuskan untuk menghabiskan waktu di luar.
"Renjun-a, kau tau tidak ? Semalam aku sangat takut kalau Jisung mendengar pembicaraan kami"
"Pembicaraan tentang apa ?"
"Ayah"
"Makanya harus hati-hati, Jisung bisa muncul kapan saja tanpa di duga"
"Memangnya apa yang kalian bicarakan ?""Renjun-a...apakah menurut mu ayah sama sekali tidak peduli pada kita ?"
Renjun terdiam selama beberapa saat. "Entahlah"
"Jaemin benar-benar berpikir bahwa ayah sama sekali tidak peduli ataupun memikirkan kita sedikitpun"
Renjun mengangguk. "Aku mengerti dan aku juga memang merasa seperti itu. Karena ayah bahkan sama sekali tidak pernah menemui kita selama ini"
"Lalu apa yang akan kita lakukan jika bertemu dengan ayah lagi ?" Tanya Jeno.
"Entahlah, aku benar-benar bingung. Kita tunggu saja apakah memang kita akan bertemu dengan ayah lagi ?"
"Ya, baiklah"
Mereka pun sama-sama terdiam.
"Hai Renjun-a!!" Sapa Haechan yang tiba-tiba muncul.
"Haishh, anak ini lagi" gumam Renjun.
"Kenapa sih ?" Tanya Haechan. "Oh iya, dia siapa ? Saudara mu juga ?"
Renjun berdehem.
Haechan pun langsung mengulurkan tangannya. "Aku Haechan Lee, kau siapa ?"
Jeno tersenyum dan menerima uluran tangan Haechan dan mulai berjabat tangan. "Aku Jeno Lee"
"AAAAKHHH!!!" Teriak Haechan tiba-tiba, dan Jeno langsung melepas tangannya.
"Yak! Apa yang kau lakukan barusan ? Tangan ku sakit, hih!" Kata Haechan kesal.
"Aku hanya ingin memberi mu sedikit pelajaran saja"
"Pelajaran apa ?"
"Karena kau mengganggu Jisung kami"
"Ah...sepertinya kalian sangat menyayangi adik kalian itu ya ? Kalian benar-benar kakak yang baik. Jadilah kakak ku juga"
"Dih ?"
"Ayolah, jadikan aku saudara kalian juga. Aku sangat ingin merasakan punya adik atau kakak"
"Kami mana mungkin mau punya saudara yang seperti mu" kata Renjun.
"Kenapa ? Padahal kalau ada aku suasana akan terasa sangat menyenangkan lho" kata Haechan sembari membanggakan dirinya sendiri.
"Aku tak peduli"
Haechan berdecak. Tiba-tiba ia terpikirkan sesuatu. "Oh iya, kalian punya ayah kan ?"
"Ayah kami sudah mati" jawab Jeno.
"Yang benar ? Kemarin Jaemin bilang ayahnya tak peduli padanya"
"Kau bicara dengannya kemarin ?" Tanya Renjun.
"Iya, aku juga mengantarnya sekalian pulang"
"Kenapa bicara kalian begitu ? Apakah kalian tidak suka pada ayah kalian sendiri ?""Tidak" jawab Renjun dan Jeno bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brotherhood
FanfictionKehidupan tidaklah indah seperti yang ada di dalam dongeng. Kehidupan yang kejam kerap kali dirasakan oleh berbagai orang. Seperti halnya yang di alami oleh ke-empat bersaudara itu karena sudah harus hidup mandiri sejak usia mereka baru saja akan me...