10

1.1K 91 2
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

•••


Waktu terus berjalan seperti semestinya.

Saat ini Renjun dan Jeno sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Mereka pulang bersama karena bertemu di tengah jalan.

"Jeno-ya, aku belum sempat bercerita pada mu kan ?"

"Tentang apa ?"

"Tentang orang yang bernama Haechan itu"

"Haechan ?"

Renjun mengangguk. "Senior Jisung di kampus, yang suka mengganggunya"

"Oh iya, memangnya kenapa ?"

"Aku sudah bertemu dengannya beberapa hari yang lalu. Dan ternyata, aku merasa seperti pernah melihatnya"

"Benarkah ?"

"Iya. Aku seperti pernah melihatnya dulu, aku benar-benar merasa tidak asing dengannya"
"Entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang janggal disini"

"Janggal bagaimana maksud mu ?" Tanya Jeno.

"Jaemin merasa sangat mengenal nama itu, sedangkan aku merasa sangat mengenal wajahnya. Tidakkah itu adalah sebuah pertanda sesuatu ?"

"Sesuatu apa sih ? Aku sama sekali tidak tau"

"Ya aku juga tidak tau. Makanya akhir-akhir ini aku malah jadi memikirkannya terus"

"Kenapa harus dipikirkan terus ? Kau fokuslah bekerja saja, jangan memikirkan hal lain"

Renjun menghela nafas. "Iya, tapi aku benar-benar merasa sangat penasaran tentang Lee Haechan itu. Sebenarnya dia siapa ? Dan apakah kita pernah mengenalnya ?"

Jeno pun menepuk-nepuk punggung Renjun. "Tenanglah, jangan terus dipikirkan jika itu bisa mengganggu pikiran mu"

Renjun mengangguk.

•••

Setelah makan malam selesai, Jaemin tidak langsung pergi ke kamarnya. Melainkan dia sibuk memainkan ponselnya di ruang tengah.

Ting!

Pesan masuk, dan Jaemin tentu langsung mengeceknya.

From Minjeong:
'Selamat malam oppa'

Tanpa sadar ujung bibirnya tertarik dan menunjukkan sebuah senyuman.

From Jaemin :
'Selamat malam juga, Minjeong-a'

From Minjeong :
'Oppa tidak sedang sibuk kan ?'

From Jaemin :
'Tidak. Ada apa ?'

From Minjeong :
'Bukankah oppa bilang sangat ingin menjadi seorang dokter ?'

From Jaemin :
'Iya, kenapa ?'

From Minjeong :
'Nah kebetulan ibu ku adalah seorang dokter anak. Dia punya sebuah buku tentang kedokteran yang sekarang sudah tidak terpakai. Apakah oppa mau ? Kalau oppa mau aku akan memberikannya pada oppa'

From Jaemin :
'Benarkah ? Tapi apakah tidak apa-apa ?'

From Minjeong :
'Iya, aku sudah bilang pada ibu. Ibu sudah tidak menggunakannya lagi, jadi dia mengizinkan ku untuk memberikan buku ini pada oppa'

From Jaemin :
'Sungguh ? Ah, terima kasih Minjeong-a'

From Minjeong :
'Tidak apa-apa, aku senang membantu. Lagipula oppa harus mengejar impian oppa kan ? Jadi setidaknya saat ini oppa bisa belajar dari buku dulu'

BrotherhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang