45

667 66 2
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

•••


Saat ini Renjun, Jeno dan Jisung sedang berdiri di depan kamar Haechan dan melihat pria itu yang sejak tadi terus saja menggerutu.

"Haechan hyung kenapa ?" Tanya Jisung.

Jeno mengidikkan bahunya. "Entahlah, datang-datang dia langsung begitu" jawabnya kemudian memilih untuk kembali ke ruang tengah dan menunggu Jaemin.

"Hyung, coba bicara dengannya" kata Jisung pada Renjun.

Renjun menggeleng dan mengikuti Jeno. "Biarkan sajalah, nanti juga reda sendiri"

Mau tak mau Jisung langsung ikut bergabung bersama kedua kakaknya.

"Kami pulang!!" Ujar Jaemin dari arah pintu masuk.

Sontak ketiganya langsung menoleh pada ayah dan juga Jaemin yang baru saja datang.

"Hyung bawa makanannya ?" Tanya Jisung.

Jaemin mengangguk. "Iya, ayah mentraktir kita banyak makanan. Jadi ayo kita segera makan malam, aku sudah sangat lapar"

Ayah terkekeh. "Ayo semuanya, kita makan malam sekarang saja. Karena sepertinya Jaemin benar-benar sedang sangat kelaparan"

Semuanya pun langsung berkumpul di meja makan dan menghidangkan makanan yang baru saja di bawa oleh Jaemin.

"Oh iya, dimana Haechan ?" Tanya ayah.

"Di kamarnya"

"Kalau begitu cepat panggil dia"

"Sejak tadi Haechan hyung terus saja marah-marah, ayah"

Dahi ayah mengernyit. "Marah-marah kenapa ?"

"Entahlah, dia hanya menggerutu sejak tadi" jawab Jeno.

"Haishhh!! Drama apa lagi sih ?" Kata Jaemin yang langsung pergi ke kamar Haechan dan mengecek saudaranya itu.

"Lee Haechan, ayo cepat kita makan malam"

Dan yang Jaemin lihat adalah Haechan sedang menelungkupkan tubuhnya di atas ranjang sembari bergerak tidak jelas.

Jaemin pun masuk dan menghampiri pria itu. "Kau kenapa sih ?"

"Kalau mau makan ya makan saja sana, jangan ganggu aku" jawab Haechan tanpa menoleh.

"Jangan drama. Aku sudah sangat lapar sekarang, jadi ayo cepat keluar"

"Tidak mau!"

Jaemin berdecak. "Kenapa sih ?"

"Aku sedang patah hati"

"Kenapa ?"

"Ryujin menolak ajakan ku dan memilih pergi dengan pria lain"

Mendengar itu pun membuat Jaemin mendengus dan memutar bola matanya malas. "Astaga! Aku kira kenapa. Lupakan dulu itu, sekarang kita harus makan"

"Tidak mau!"

Tak mau berdebat lebih lama, Jaemin pun langsung menarik baju Haechan agar pria itu terbangun. "Cepat keluar atau aku--"

"Ishh iyaiya" kata Haechan dan langsung pergi ke meja makan dengan wajahnya yang kusut.

Di meja makan semua mata langsung tertuju pada Haechan dan menatapnya heran.

"Haechan-a, kau kenapa ?" Tanya ayah saat Haechan sudah duduk di kursinya.

BrotherhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang