27

816 76 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Kini keadaan di ruangan itu hening karena tidak ada yang berbicara sama sekali. Mereka semua sedang sibuk dengan pikiran masing-masing.

Haechan dan ayahnya sudah pulang beberapa saat yang lalu karena Jaemin menyuruh mereka untuk pergi.

Renjun menatap satu persatu saudaranya itu yang terlihat masih sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Kalian mau makan malam apa ?"

Jeno pun menoleh lalu menggeleng. "Aku tidak ingin makan"

"Jisung ?"

Jisung menggeleng. "Aku juga tidak mau"

Renjun menghela nafas pelan kemudian menatap Jaemin. "Jae--"

Tetapi Jaemin langsung pergi ke kamarnya dan menutup pintu.

Lagi-lagi Renjun menghela nafas, dan juga segera masuk ke dalam kamarnya lalu duduk di sisi ranjang.

Dia kembali mengingat kenangan masa kecilnya, saat anggota keluarganya masih utuh.

Flashback on

Saat itu hari libur, dan Jisung pulang dalam keadaan menangis sehabis bermain dengan temannya.

"Ayah~" rengek Jisung sembari menghampiri sang ayah yang sedang membaca koran.

Sedangkan Renjun duduk di lantai sembari mengerjakan tugas sekolahnya. Lalu Jeno dan Jaemin sedang berada di kamar.

Ayah pun segera menyimpan korannya kemudian menatap Jisung. "Aduh, anak ayah kenapa, hm ?"

Saat itu usia Jisung masih 8 tahun.

"Ayah, tadi Jun terus saja menjahili ku. Dia bilang aku anak yang payah, dan dia mendorong ku sampai aku terjatuh"

"Kau terjatuh ? Ada yang sakit ?"

Jisung menggeleng.

Ayah tersenyum kemudian menyuruh Jisung untuk duduk di pangkuannya. "Jisung-a, jangan dengarkan perkataan seperti itu ya ? Anak ayah tidak payah kok. Justru anak ayah sangat hebat"

"Ayah...nilai ku saat ujian kemarin jelek. Jadi dia terus saja meledek ku"

Ayah tetap tersenyum sembari mengusap air mata Jisung. "Dengar sayang. Jisung anak yang pintar, hm ? Tidak apa-apa jika kita mendapatkan nilai jelek, yang penting itu adalah hasil usaha kita sendiri. Ayah bangga kok, Jisung bisa mendapatkan nilai seperti itu tanpa menyontek"

"Tetap saja...aku ingin mendapatkan nilai yang tinggi, ayah"

"Kalau kau mau berusaha, pasti bisa. Jadi karena itu, kau harus rajin belajar, hm ?"

BrotherhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang