28

843 73 3
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Pagi sudah tiba dan tentu ini adalah hari senin. Saat ini ke-empat bersaudara itu sedang sarapan bersama.

Renjun menghela nafas pelan. "Aku mohon, jangan diam saja seperti ini. Sejak kedatangan ayah, kalian jadi seperti ini"

Sejak di mulai sarapan, bahkan sejak dirinya memasak sarapan bersama Jaemin, keadaan hening. Tak ada yang bicara sama sekali.

"Aku rasa...saat ini kita semua sedang memikirkan tentang ayah. Haruskah kita memaafkannya ?" Kata Jeno.

Renjun pun melirik semua saudaranya, dan dia paham apa yang mereka pikirkan tentang itu. "Itu semua hak kalian. Mau kalian memaafkan ayah ataupun tidak, aku tidak akan melarang. Karena bahkan aku sendiri tidak tau harus bagaimana"

"Bagaimana dengan Jeno hyung ?" Tanya Jisung.

"Entahlah Ji, aku juga bingung"

Mereka semua menoleh pada Jaemin, tapi pria itu hanya fokus makan. Tanpa bertanya pun mereka tau apa jawaban Jaemin.

"Sudah, ayo cepat habiskan makanan kalian" kata Renjun.

•••

Hari ini, Jaemin bekerja setengah hari. Dan saat jam makan siang, dia akan segera pulang.

Tapi karena tak ada kegiatan walau di rumah, Jaemin memutuskan untuk berkeliling sebentar sebelum pulang.

Kini dirinya sedang berjalan santai menyusuri jalanan, sedangkan pikirannya sangat kacau.

"Jaemin-a"

Sontak Jaemin langsung menoleh. "Jeno ? Kau ada disini ? Tidak bekerja ?"

"Ini kan waktunya istirahat"

"Oh iya, aku lupa. Tapi kenapa kau pergi jauh-jauh ke sini ?"

Dahi Jeno mengernyit. "Apa maksud mu ? Aku kan bekerja di sana" ucapnya sembari menunjuk sebuah perusahaan yang berada di dekat mereka.

"Ah, iya. Aku tidak sadar kalau aku datang ke sini" gumam Jaemin tanpa menatap lawan bicaranya.

"Kau kenapa ? Apa kau sedang sakit ?"

Jaemin menggeleng. "Tidak kok. Aku hanya...pusing memikirkan hal kemarin"

Jeno menghela nafas pelan lalu menepuk pundak Jaemin. "Aku mengerti. Tapi jangan jadikan itu sebagai beban pikiran mu. Kau jadi tidak fokus begini"

Jaemin hanya menghela nafas tanpa menjawab.

"Sudah makan siang ?" Tanya Jeno.

Jaemin menggeleng.

"Kalau begitu makanlah dulu, biar ku temani"

"Kau sudah makan ?" Tanya Jaemin balik.

Jeno mengangguk. "Aku habis kembali setelah makan siang, dan karena melihat mu, aku langsung ke sini. Ayo, kau harus makan"

BrotherhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang