36

728 68 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌


•••


Renjun yang baru saja kembali dari minimarket pun berpapasan dengan Jaemin di dekat pintu masuk gedung apartemen. Jadilah mereka pergi ke lantai atas bersama-sama.

Kebetulan ini masih pukul 5 sore, dan Jaemin juga pulang lebih cepat daripada biasanya.

"Jae, langsung ikut aku ya ? Untuk malam ini aku akan memasak, bersama Haechan. Kita harus makan malam bersama-sama"

"Tidak mau. Aku ingin memakan ramen saja malam ini"

"Ramen ? Baiklah, Haechan bisa membuatnya dengan sangat baik kok"

"Renjun-a, aku--"

"Tidak ada penolakan. Pokoknya malam ini kita harus makan malam bersama-sama"

"Ren-"

"Aku tidak menerima penolakan"

Jaemin menghela nafas pelan. Dia tidak bisa membantah ucapan Renjun dan yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah mengekor di belakang.

Dan ternyata, Haechan beserta ayah juga sudah berada di sana.

"Kami pulang" ujar Renjun setelah memasuki unit apartemennya.

Haechan dan ayah yang sedang duduk bersama di ruang tengah pun langsung menoleh.

"Eh ada Jaemin juga, duduk sini" kata Haechan sembari menarik pergelangan tangan Jaemin agar pria itu duduk di sebelahnya.

Jaemin hanya menurut tanpa bantahan. Dia merasa lelah jika harus berdebat lagi dengan siapapun.

"Kau membeli apa saja ?" Tanya ayah pada Renjun.

"Semua bahan masakannya sudah aku beli. Dan Haechan-a, katanya Jaemin ingin makan ramen. Kau yang buat ya" kata Renjun.

"Siap! Aku akan membuatnya khusus untuk saudara ku yang pemalas ini" jawab Haechan langsung sembari menepuk bahu Jaemin.

Sedangkan Jaemin hanya memutar bola matanya malas.

"Oh iya, kebetulan Jaemin ada disini, ayah ingin membicarakan sesuatu dengan mu"

Mau tak mau Jaemin menoleh pada sang ayah.

Ayah tersenyum. Setidaknya Jaemin mau berkontak mata disaat dirinya ingin bicara kan ?

"Nak, ayah berencana untuk meng-kuliahkan mu di jurusan kedokteran. Kau mau kan ?

Jaemin diam tak menjawab dan menunggu sang ayah melanjutkan ucapannya.

"Seperti ayah yang membiayai kuliah Haechan, ayah juga kan mulai membiayai kuliah Jisung. Renjun dan Jeno bilang mereka tidak ingin melanjutkan kuliah lagi. Tapi kau mau kuliah kan ? Ayah akan membiayai semua biaya kuliah kedokteran mu"

Dengan wajah datar, Jaemin memalingkan wajahnya. "Aku tak butuh uang ayah. Aku akan kuliah, dan hanya akan melakukannya dengan uang ku sendiri"

"Jaemin, tolong jangan begitu. Sudah menjadi kewajiban ayah untuk memenuhi semua kebutuhan semua putra ayah. Selama ini ayah menghilang dan melupakan tugas juga tanggung jawab seorang ayah. Tapi sekarang ayah sudah kembali, jadi tolong beri ayah kesempatan untuk memperbaiki segalanya"

"Aku--"

"Jae, aku tau kau masih sangat ingin menjadi seorang dokter. Dan tentu, aku juga sangat berharap bahwa mimpi mu bisa menjadi kenyataan. Dan sekarang kesempatan ini sudah berada didepan mata, jadi jangan kau tolak begitu saja" kata Renjun.

BrotherhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang