JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌
•••
Malam ini keluarga Lee memilih untuk makan malam bersama di luar, sesuai dengan keinginan si bungsu. Karena siang tadi dia tiba-tiba memohon pada ayahnya agar mereka makan malam di sebuah restoran Jepang yang baru saja ia lihat di jalan."Bagaimana ? Kau puas dengan makanannya ?" Tanya Renjun.
Jisung mengangguk dengan tersenyum sumringah. "Makanannya sangat enak"
Melihat itu ayah pun ikut tersenyum. Ia dapat melihat bahwa semua putranya sangat menikmati makan malam hari ini. "Makanlah yang banyak. Kalau masih kurang, pesan lagi saja"
"Kalau begitu aku boleh pesan sushi nya lagi ?" Ujar Jeno.
Ayah mengangguk. "Pesan saja, nikmatilah makan malam hari ini"
"Yess!!" Sontak Jeno langsung memesan lagi sushi yang dia inginkan.
"Oh iya ayah, sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku bicarakan" ucap Haechan yang membuat semua mata kini tertuju padanya.
"Ada apa ?"
"Ayah, sebentar lagi kan liburan akan di mulai. Jadi bagaimana kalau kita ber-enam pergi berlibur bersama ? Sekalian merayakan bersatunya keluarga kita"
"Em ? Itu ide yang sangat bagus, nak. Sebelumnya ayah juga sempat memikirkan itu"
"Liburan yang seperti apa ?" Tanya Renjun.
"Kita pergi ke Jeju dan menginap di villa selama beberapa hari di sana. Dan yang harus kita lakukan hanyalah menikmati waktu sebaik mungkin sebagai sebuah keluarga"
"Wahh...sepertinya itu akan sangat menyenangkan" respon Jisung.
"Benarkan ? Itu akan menjadi momen tak terlupakan"
Jeno mengangguk. "Aku tak menyangka kau bisa memikirkan hal manis seperti ini untuk keluarga kita"
"Tidak, ini ide Jaemin kok. Dia yang mengusulkannya, karena dia ingin merasakan liburan yang hangat"
"Oh begitu ? Pantas saja, ayah sedikit terkejut juga mendengarnya barusan. Tapi ternyata ide bagus seperti ini bukanlah usulan mu"
Sontak Haechan langsung mendelik ke arah ayahnya. "Ayah kok begitu ? Ayah pikir aku tidak bisa memikirkan hal manis seperti itu juga ?"
"Ayah benar. Aku juga tidak percaya kalau pemikiran seperti itu akan datang dari otak mu itu" ucap Renjun.
"Ishh!! Kau jangan ikut-ikutan!!"
Ayah terkekeh kemudian menatap Jaemin yang sedari tadi hanya diam mendengarkan. "Nak.."
Panggilan yang terdengar sangat lembut itu, membuat Jaemin langsung menoleh ke arah ayah yang duduk tepat di sampingnya.
"Kau benar-benar menginginkannya ? Kita pergi berlibur bersama ?"
Jaemin mengangguk pelan. "Aku ingin kembali merasakan kehangatan sebuah keluarga lagi. Aku...benar-benar merindukan suasana seperti itu"
Mendengar itu, ayah tersenyum dengan penuh arti. "Itu yang kau inginkan ? Maka kita akan melakukannya"
Diam-diam Renjun tersenyum. Sungguh, sekarang hatinya sudah benar-benar tenang.
Melihat Jaemin yang kini mulai terbuka terhadap yang dirasakannya, Renjun benar-benar merasa sangat bahagia. Karena dengan begitu, sekarang dia tidak perlu terlalu mengkhawatirkan satu saudaranya itu soal perasaan sesak jika terus di simpan sendiri dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brotherhood
FanfictionKehidupan tidaklah indah seperti yang ada di dalam dongeng. Kehidupan yang kejam kerap kali dirasakan oleh berbagai orang. Seperti halnya yang di alami oleh ke-empat bersaudara itu karena sudah harus hidup mandiri sejak usia mereka baru saja akan me...