JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌
•••
Saat ini adalah hari minggu.
Sesuai dengan janji yang diberikan oleh Haechan, kini Jaemin menagihnya dan meminta saudara nya itu untuk mentraktirnya makan.
Dan ya, mau tak mau Haechan harus menepatinya.
Kini mereka berdua sedang berada di sebuah restoran yang menjual berbagai macam mie dan ada juga tteokbokki.
"Oh iya, jadi kau benar-benar akan berhenti bekerja part time ?" Tanya Haechan.
Jaemin mengangguk. "Ayah meminta ku untuk fokus kuliah saja. Dan setelah dipikirkan, ayah memang benar. Setelah sekian lama akhirnya aku bisa kuliah kedokteran. Jadi aku tidak mau menyia-nyiakan pendidikan ku kali ini"
"Baguslah. Kau juga harus bisa membuktikan kalau kau bisa menjadi dokter yang sukses. Agar aku bisa membanggakan diri ku karena punya saudara seorang dokter"
Jaemin berdecak.
Haechan pun terkekeh. "Kapan terakhir bekerja ?"
"Minggu depan"
Haechan mengangguk-angguk mengerti kemudian kembali fokus makan.
Tapi selagi makan, kepala Haechan tak mau diam. Dia selalu menolehkan kepalanya dan memperhatikan sekitar. Hingga akhirnya dia melihat seseorang yang berada di luar restoran.
"Jae, lihatlah gadis itu"
Sontak Jaemin menoleh dan mengikuti arah pandang Haechan. "Yang mana ?"
"Setelan coklat dengan rambut yang di gerai"
"Ah itu..memangnya kenapa ?"
"Itu gadis yang ku suka"
"Sungguh ?"
Haechan mengangguk. "Namanya Shin Ryujin"
Jaemin pun kembali memperhatikan gadis itu. "Tapi siapa pria yang ada di sampingnya itu ? Mungkinkah kekasihnya ?"
Haechan menghela nafas dan memalingkan wajahnya ke arah lain. "Entahlah, aku benar-benar tak tau apapun tentangnya"
Sedangkan Jaemin masih tetap memperhatikan Ryujin yang kini berjalan menjauh dengan seorang pria. "Rasanya tidak asing. Sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat deh"
"Mana mungkin"
"Aku berkata sungguhan. Sepertinya aku pernah bertemu dengannya"
"Ya, mungkin kau pernah tak sengaja melihatnya di jalan" kata Haechan yang tak mau terlalu mempedulikannya.
Setelah beberapa saat, Jaemin mengidikkan bahunya. "Entahlah, untuk apa juga aku terlalu memikirkannya"
Mereka pun kembali fokus makan.
Tapi tak lama setelah itu, Jaemin kembali menoleh ke arah Haechan. "Aku perlu sedikit saran dari mu"
"Saran apa ?"
"Kau punya banyak teman perempuan kan ?"
Haechan mengangguk. "Ya, cukup banyak"
"Dan...apakah kau punya pengalaman menembak seorang gadis ?"
"Heem, aku pernah pacaran saat SMA dulu. Kenapa ? Kau mau meminta saran ku untuk menembak Minjeong ?"
Jaemin mengangguk. "Iya. Aku benar-benar tidak tau harus bagaimana melakukannya"
"Tak sulit sih. Setiap orang punya cara sendiri untuk mengungkapkan perasaan mereka. Kau bisa melakukan hal yang menurut mu itu bagus"
"Haishhh" Jaemin berdecak. "Bertanya pada mu tidak ada gunanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Brotherhood
FanfictionKehidupan tidaklah indah seperti yang ada di dalam dongeng. Kehidupan yang kejam kerap kali dirasakan oleh berbagai orang. Seperti halnya yang di alami oleh ke-empat bersaudara itu karena sudah harus hidup mandiri sejak usia mereka baru saja akan me...