Chapter ini berisi GiBi saja, jadi siapkan mental dan hati kalian pren!!
Happy Reading!!
•••
"Saat kamu tanya apa alasanku mencintaimu, maka aku akan diam. Karena bukan mulutku yang akan menjawabnya, melainkan hati dan tindakanku"
_Gianna Gabriella
•••
Cowok dengan seragam basket tengah mengusap peluh di dahinya, cuaca siang ini cukup panas. Apalagi dia lupa tidak membawa minum dari rumah, karena hampir terlambat berangkat sekolah tadi pagi.
"BINTANG!!"
Cowok itu menghela nafas. Lagi-lagi ia harus bertemu gadis itu. Gadis yang sudah mengejarnya sejak kelas 10 SMA.
Entah apa yang membuat gadis itu tidak bosan meski sudah mendapat penolakan berkali-kali darinya.
"Siang Bintang!!" sapa gadis itu setelah berdiri di depan Bintang yang sedang duduk di pinggiran lapangan.
"Bintang pasti capek ya, ini aku bawain minum buat Bintang," ujarnya sembari menyodorkan sebotol air mineral pada Bintang.
Gia tersenyum bahagia saat Bintang menerima air mineral yang diberinya. Lalu meminum hingga tandas air itu.
"Bintang, hari ini Gia ada latihan soal buat olimpiade dan ini baru selesai. Tapi Gia nggak ada yang jemput, boleh nggak Gia bareng Bintang pulangnya?" ucap gadis itu.
Bintang hanya diam menatap gadis di depannya, lalu mengambil tas serta jaketnya dan berlalu meninggalkan Gia.
Gadis itu menghela nafas, ia seharusnya sadar jika permohonannya tidak akan diterima oleh cowok itu.
"Lo mau jadi patung disitu?"
Suara itu membuat Gia mendongakkan kepalanya dan berbalik badan. Terlihat Bintang berdiri cukup jauh darinya.
"Jadi?"
"Gue anter pulang." Bintang kembali melanjutkan jalannya.
Gia tersenyum lalu dengan semangat berlari mengejar Bintang. Ia sangat senang, akhirnya setelah penantian yang lama Bintang mau mengantarnya pulang tanpa suruhan dari Gara atau Dirka.
"Gausah lari nanti jatuh."
Bruk
"Aduh!"
Tepat setelah Bintang menyelesaikan kalimatnya, gadis itu langsung terjatuh karena tersandung paving sekolah yang tidak rata.
"Aduh sakit," keluh Gia sembari berusaha berdiri dari jatuhnya.
Bintang lagi-lagi menghela nafasnya. Cowok itu berbalik badan dan berjalan menghampiri Gia yang masih berusaha berdiri dengan lutut yang berdarah.
"Makanya kalo dibilangin itu didengerin!" Bintang menggenggam lengan atas Gia dan membantu gadis itu berdiri.
"Kan aku juga nggak tau kalo bakalan langsung jatuh," belanya.
"Belajar jalan lagi sana!"
"Ih, orang lagi kesakitan malah dimarah-marahin!"
"Bandel!"
Gia mendengus kesal, dia kan lagi sakit habis jatuh. Bukannya dimanja dan diperhatiin malah dimarahin, dikata-katain lagi.
Bintang membawa Gia ke parkiran dan mendudukkannya di atas motornya. Cowok itu membuka tasnya, seingatnya ia selalu membawa obat merah dan perban, mungkin bisa membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA BINTANG : Aku Butuh Kamu! [ END ]
Teen FictionMasalah dalam hidup Gianna Gabriella menjadi hambatan untuk dirinya bebas megapai cahaya terang impiannya. "Kamu tau kenapa aku deketin kamu?" ucap Gia menatap sosok cowok tinggi dan tampan yang diam tak berkutik. Alis cowok itu terangkat sebelah me...