17. Gia Berubah?

48 26 56
                                    

"Orang lelah saja bisa langsung tidur. Apalagi aku yang sudah lelah, kecewa, sedih, takut, dan lain-lain, pasti bisa berubah bukan?"
_

Gianna

•••

Sejak kejadian malam itu di mobil Bintang. Gia sudah tidak lagi menampakkan diri dihadapan Bintang.

Terhitung sudah seminggu Bintang tidak mendengar kalimat legend gadis itu. Bahkan sekarang ia tengah menatap jendela sampingnya, berharap gadis itu muncul kembali dari jendela itu.

"Woy, Bin!" Lamunan Bintang buyar saat teriakan Bima menusuk telinganya.

"Apa?"

"Dipanggil pak Budi di ruang guru!"

Bintang mengangguk dan segera beranjak dari duduknya. Melangkah menuju ruang guru untuk menemui Pak Budi.

Di perjalanan, ia sempat menengok ke dalam kelas Gia. Tapi nihil, gadis itu tidak ada di dalam kelasnya.

"Permisi pak!" sapa Bintang saat memasuki ruang guru.

Cukup terkejut saat melihat gadis yang kini tengah duduk di sofa ruang guru. Itu adalah gadis yang selama ini tidak pernah mau pergi dari pikirannya.

"Iya Bintang, silahkan duduk!" ucap Pak Budi.

Bintang mengambil duduk tepat di sebelah Gia. Gadis iti tengah diam menatap lurus ke depan, meski kadang sedikit mencuri-curi pandang ke arahnya.

"Nggak usah lirik-lirik," bisik Bintang.

Gia menoleh pada cowok itu dan menatap tajam cowok di sampingnya.

"Siapa juga yang lirik-lirik?! Ge-er!" ketusnya.

Bintang terkekeh kecil mendengar balasan gadis di sampingnya. Kesempatan dirinya untuk berbicara dengan Gia, karena Pak Budi yang masih sibuk dengan urusannya.

"Kenapa ngehindar?"

Pertanyaan Bintang tidak dijawab oleh gadis itu, membuat Bintang tersenyum tipis. Gemas sekali.

"Ditanya itu jawab!"

Gia menoleh, menatap malas ke arah Bintang.

"Oh lo ngomong sama gue?" tanya Gia sok polos.

Bintang melebarkan matanya. Apa-apaan gadis ini?!

"Lo? Gue? Udah ganti panggilannya?"

"Kalo iya kenapa? Masalah?"

"Gue lebih suka aku-kamu."

Gia memutar bola matanya malas. Tidak tahu saja saat ini dia sedang menahan jeritan karena bahagia bisa duduk bersebelahan dengan Bintang layaknya pengantin, yee bisa ae.

Apalagi Bintang memulai pembicaraan terlebih dulu dengannya. Duh rasa senange rasa senang-senange. Oke stop, salah lirik.

"Bintang, Gia, bapak memanggil kalian ke sini karena bapak dan seluruh guru beserta kepala sekolah SMA ARJUNA sepakat mengajukan kalian pada lomba fashion show sebagai pasangan."

•••

Keempat gadis dengan jaket yang sama tengah duduk di taman sekolah, menikmati angin dan camilan yang mereka beli di kantin tadi.

"Sesi curhat dimulai!" ucap Gia.

Ketiga gadis itu langsung menatap Gia. Sepertinya teman mereka yang satu ini sedang ada masalah, hingga membuka sesi curhat dadakan.

CAHAYA BINTANG : Aku Butuh Kamu! [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang