Happy Reading!!!
"Dulu kita tak menyapa meskipun dengan jarak dekat. Apakah nanti kita jadi tak saling mengenal dengan jarak sejauh ini?"
_Gianna
•••
Enam tahun kemudian...
Bandara Seokarno-Hatta hari ini cukup ramai, banyak warga negara asing dan warga lokal tengah mondar-mandir di area bandara.
Seorang gadis dengan rambut panjang yang digerai indah dan dilengkapi tas samping miliknya.
Banyak pasang mata menatap ke arahnya, mengamati gadis cantik itu tanpa rasa bosan. Senyuman yang tercetak di bibirnya membuat semua orang terhipnotis.
Gadis itu terus berjalan keluar bandara, ia sudah memesan taksi dan katanya taksi yang sudah ia pesan telah sampai di depan bandara.
"Nona Gianna?" tanya supir taksi.
"Iya, benar!"
Taksi itu membelah jalanan kota Jakarta, tempat yang sangat ia rindukan kini sudah ia datangi lagi.
Tempat yang menyimpan banyak kenangan dan kisah bahagia juga pahit yang pernah ia rasakan. Bahkan kisah cintanya yang mungkin bisa dikatakan gagal untuk kedua kalinya.
Enam tahun yang lalu, ia sempat memutuskan segala hal tentang semua orang yang ada di masa lalunya.
Sebelum ia berangkat ke bandara, Gia sempat mengganti nomornya. Dan hanya nomor sang papa yang ia simpan, ia juga sudah mewanti-wanti sang papa untuk tidak membocorkan tempatnya berada dan juga nomer ponselnya.
Enam tahun itu juga ia tidak pernah berkontak dengan siapapun kecuali sang papa, bahkan ia juga menelfon sang papa hanya untuk memberikan kabar dan membahasa soal perkuliahan.
Ia tidak berani mengungkit soal Ghea. Setiap sang papa menyebut nama sang kakak, Gia selalu menghindar.
"Pak kalau ada supermarket tolong berhenti sebentar ya," ucap Gia pada sopir taksi.
"Baik!"
Sang sopir melakukan tugasnya dengan benar, taksi itu berhenti di sebuah supermaket kecil sesuai perintahnya.
"Tunggu sebentar ya pak!" Sopir taksi itu menganggukkan kepalanya.
Gia memasuki supermarket, entah mengapa ia sangat lapar dan haus saat menunggu taksi di bandara tadi.
Duk
"Aduh!"
Gadia itu meringis saat sebuah bola mengenai kepalanya cukup keras. Ia menoleh dan mendapati seorang bocah kecil tengah tertawa sambil bertepuk tangan.
"Tante lucu!" celetuk bocah itu.
Gia menatap kesal pada anak kecil berkelamin laki-laki itu. Ia berjongkok di depan bocah tang masih tersenyum kesenangan itu.
"Anak siapa sih?! Nakal banget! Orangtua kamu mana?"
"Tante malah-malah mulu."
"Ih gemes pengen nyekek!"
Anak itu malah tertawa senang melihat Gia yang terlihat sangat kesal.
Gia berdiri dari jongkoknya dan ingin meninggalkan anak kecil itu. Tapi teringat sesuatu, anak itu dengan siapa di sini. Kenapa sendiri?
"Kamu di sini sama siapa?"
"Papa!"
"Terus papa kamu kemana?"
Anak kecil itu mengedikkan bahunya tidak tahu dimana sang papa berada.
"Nama kamu siapa?" tanya Gia lagi.
"Gean!"
Gia mengangguk-anggukkan kepalanya, ia berpikir apakah harus meninggalkan anak ini atau mencoba mencari papa anak itu.
Pukul dua siang nanti ia juga harus ke sebuah rumah sakit untuk mengurus surat pindahnya.
Namun tak lama kemudian suara seseorang membuat keduanya menoleh.
"Gean!"
"Papa!" Anak kecil itu berlari ke arah lelaki yang dengan setelan jas hitamnya.
Gia terpaku menatap lelaki yang menggendong Gean dengan sayang. Terlihat ada semburat khawatir di matanya.
"Kamu kemana aja? Papa cari di kasir kok nggak ada," ucap lelaki itu dengan nada lembut pada sang anak.
"Gean bocen, papa lama cih! Jadi aku ngikutin tante itu!" ucap Gean menunjuk Gia yang masih berdiri tak jauh dari mereka.
Lelaki itu mendongak menatap seseorang yang ditunjuk oleh putranya.
Keduanya mematung, manik keduanya saling bertemu cukup lama. Ingatan masa lalu muncul tiba-tiba diantara keduanya.
"Bintang."
•••
Sebuah taksi berhenti di rumah sakit besar di pusat kota. Seorang gadia dengan setelan jas kebanggannya keluar dari taksi dan berjalan memasuki rumah sakit dengan langkah anggunnya.
"Dokter Gianna?" tanya seseorang dengan pakaian perawat.
"Iya," jawab Gia dengan senyumannya.
"Ditunggu dokter Daniel di ruangannya," ucap perawat itu.
"Baik, terimakasih!"
Gia melangkah menuju ruangan dokter Daniel sesuai arahan sang perawat. Sebelum sampai di ruangan yang ia tuju, ponselnya tiba-tiba berbunyi.
Gadia itu tersenyum saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
"Hallo sayang!"
Bersambung...
•••
Cahaya Bintang is Back!
Apa kabar? Semoga selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa ya.
Ini bakalan jadi extra part terakhir menuju season 2 Cahaya Bintang. Menurutku ini extra part sekaligus spoiler buat season 2-nya.
Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini sebanyak-banyaknya.
Thankyou and Seeyou di Season 2.
Fashion Gia di bandara
Season 2 coming soon
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA BINTANG : Aku Butuh Kamu! [ END ]
Teen FictionMasalah dalam hidup Gianna Gabriella menjadi hambatan untuk dirinya bebas megapai cahaya terang impiannya. "Kamu tau kenapa aku deketin kamu?" ucap Gia menatap sosok cowok tinggi dan tampan yang diam tak berkutik. Alis cowok itu terangkat sebelah me...