24. Identitas Gabri

36 22 40
                                    

"Kebebasan memang harus dimiliki semua orang, karena kekangan juga butuh pelepasan"
_

Gabri

•••

Malam ini sirkuit kembali ramai, 2 jam tadi manager GAT memberi pengumuman jika Gabri akan menantang Bintang.

Tapi bukan hanya karena itu saja sirkuit ini didatangi banyak orang. Melainkan Gabri mengatakan jika ia akan membongkar identitasnya yang sebenarnya hari ini.

Bukan hanya Gabri saja, tetapi Awan dan Tirta juga akan menunjukkan wajah mereka juga.

"Ini waktu yang gue tunggu-tunggu!" seru Bima sembari membawa kamera ditangannya. Katanya untuk memotret wajah asli seorang pion Agora itu, Gabri.

"Lo jangan sampe nggak dapet wajahnya Bim!" ucap Fery mewanti-wanti.

"Oh pasti, Bima akan melakukan yang terbaik kali ini!"

Berbeda dengan Bima dan Fery yang antusias ingin melihat wajah asli Gabri. Berbeda dengan Bintang yang tampak gelisah.

Hari ini semua kecurigaannya akan terbukti, apakah benar dugaannya jika Gia adalah Gabri?

"Bin, udah mau mulai, cepetan ke sana!" ucap Fery.

Bintang mengangguk lalu bangkir dari duduknya, menutup jalur balap. Disana sudah ada Gabri, Awan, dan Tirta yang sudah siap dengan motor mereka masing-masing.

Dor

Balapan sudah di mulai, Gabri kembali memimpin balapan malam ini.

Gabri benar-benar menggila kal ini, ia menancapkan gas membabi buta. Bahkan Gabri melakukan balapan dengan menyetir zig zag, membuat Bintang kebingungan sendiri.

Tapi, lagi dan lagi Gabri memenangkan balapan yang diikuti Bintang di nomor dua, Awan nomor tiga dan Tirta nomor empat.

"Siap-siap Bim!" seru Fery saat Gabri sudah turun dari motornya lalu mendekati Bintang.

Kini Gabri dan Bintang tengah berdiri berhadapan, saling tatap meski terhalang oleh kaca helm Gabri.

Dengan perlahan Gabri mulai membuka kaitan helm miliknya. Lalu membuka kaca helmnya, memperlihatkan matanya. Mata yang masih terlihat sedikig sembap.

Hingga helm itu sudah terlepas, semuanya terdiam karena terkejut, bahkan sangat terkejut. Seorang Gabri yang selama ini mereka puja-puja ternyata adalah seorang gadis cantik.

"Gia," gumam Bintang.

Mata keduanya bertemu, saling pandang satu sama lain. Ada semburat rasa rindu dalam tatapan Bintang pada Gia.

Dua bulan tanpa kabar dan tanpa sapaan gadis di depannya ini membuat dirinya merasa kesepian. Entah mengapa rasanya seperti ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya.

Sosok Gia memang sudah berpengaruh dalam hidupnya.

"Apa kabar Bintang?" sapa Gia.

Detik berikutnya cowok berbadan tinggi itu membawa Gia dalam dekapannya. Seolah mengutarakan perasaannya dengan pelukan yang semakin mengerat.

"Lo kemana aja?" tanya Bintang setelah melepas pelukan keduanya dan menangkup wajah Gia dengan gemas.

"Menenangkan diri? Mungkin seperti itu," jawabnya enteng, tangannya melepas tangan Bintang pada wajahnya.

"Ada apa sama lo malam itu?"

"Bertemu masa kelam."

"Masa kelam?"

CAHAYA BINTANG : Aku Butuh Kamu! [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang