STEPBROTHER-CHAPTER 4

90.4K 2.7K 48
                                    

Page 04
.
.

Arlo menghela napas panjang ketika bokong Laura menyentuh pahanya. Pelukan Arlo pada pinggang Laura semakin mengerat, hidungnya mengendus aroma rambut Laura yang wangi. Laura telah mendatanginya sendiri, dan bagi Arlo, artinya iblis kecil itu telah menyerahkan dirinya untuk Arlo.

"A-arlo, aku bisa duduk sendiri," Arlo merasakan tubuh Laura menggeliat di atas pangkuannya. Arlo tahu gadis kecilnya tidak nyaman.

"Sssh... Calm down." Tangan Arlo yang bebas membuka paper bagnya, kemudian mengeluarkan bekal makanan yang telah dibawa oleh Laura. "Makanlah bersamaku."

"Tidak perlu, terimakasih. Kau saja," tolak Laura.

Arlo tidak menjawab, tangannya memegang sendok yang telah berisi omelet dan mengarahkannya pada mulut Laura. Arlo ingin melihat Laura makan dari tangannya, atau mulut Laura yang terbuka menyambut tangannya.

"Makan, Laura," geram Arlo. Telapak tangannya yang memeluk erat pinggang Laura agar diam dipangkuannya beralih mengangkat Laura, memindahkan badan gadis itu agar duduk di sampingnya dengan mudah.

"Aku tidak mau."

Arlo menggeram, tangannya menggenggam rambut Laura lalu menariknya ke bawah—memaksa gadis itu mendongak dengan wajah tertuju ke arahnya. Kemudian Arlo memasukkan sendok itu kedalam mulutnya sendiri, setelahnya wajah Arlo mendekat pada wajah gadis kecilnya. Mulut Arlo meraup bibir Laura yang sedikit terbuka, pria itu memaksa agar bibir Laura terbuka menerima suapan dari mulutnya.

"Uhukk!" Laura terbatuk setelah menerima dan menelan suapan dari mulut keras Arlo. Tangan pria itu melepaskan cengkeraman pada rambutnya, kemudian ganti mencengkeram tengkuk Laura agar terus mendongak.

"Uhmm!" Arlo tidak membiarkan kepala Laura menghindari ciumannya. Ia membuka bibirnya, mendominasi bibir lembut Laura yang terus merintih akibat ciuman liarnya.

"I need breath. Please, Arlo..." Rintih Laura dengan suara bergetar. Tangannya mencengkeram kuat pundak Arlo–menahannya agar badan kekar pria itu tidak semakin merapat padanya.

"Then breath." Arlo berucap tepat di depan bibirnya. Uap panas pria itu menerpa wajah Laura–sedang mata birunya yang menggelap menatap tepat pada mata Laura.

Mulut Arlo beralih turun, lidahnya terjulur keluar menjilat sepanjang kulit rahang Laura. Terus turun dan berhenti pada leher jenjangnya yang kini sedikit basah karena keringat. Arlo mencium lehernya keras, satu tangannya yang bebas mengusap perut rata Laura.

Mata Arlo terpejam, tampak menikmati aktivitasnya. Bibirnya yang semula mengecup basah leher Laura naik lagi dan kembali bertemu dengan bibir Laura yang merekah dan merah. Tangan kiri Arlo yang menahan tengkuknya berganti melingkari bahu rapuh gadis itu, kemudian memaksanya agar berbaring di atas sofa dengan Arlo yang kini nyaris menindihnya.

"Arlo–"

Jerit tertahan Laura malah membuat pria itu semakin menggila. Arlo membungkam bibir Laura dengan ciuman brutal, satu tangannya menahan berat badannya sendiri menggunakan siku sembari mengelus kepala Laura, sedangkan satu tangannya yang sebelumnya mengusap perut gadis itu naik ke atas—berhenti tepat di buah dada Laura dan meremasnya keras.

"Akh!" Pekik Laura yang membuat ciuman Arlo terlepas. Pria itu menggeram merasa terganggu, tapi melihat bibir Laura yang terbuka, Arlo melesakkan lidah panasnya memasuki rongga mulut Laura. Telapak tangan besar Arlo tidak berhenti meremas dan memainkan payudara Laura. Dada gadis kecilnya terasa kenyal, tapi Arlo tidak bisa merasakan tekstur lembutnya karena terhalang pakaian gadis itu.

STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang