Page 17
.
.
Laura menatap gelisah kedua bola mata Arlo yang berkilat. Pria tersebut menyeringai, pasti merasa puas dapat mengendalikan Laura yang kini berlutut diantara kedua pahanya yang terbuka lebar."Baby girl..."
Spontan Laura mencengkeram masing-masing paha Arlo saat pria itu menarik tengkuknya agar mendekat ke selangkangannya. Laura menggeleng, terus berusaha memundurkan badan serta kepalanya menjauh dari sana.
"Jangan membuatku marah, Laura," geram Arlo. "Kau tentu tidak ingin melihat pria ini mengamuk, bukan?"
Memang bagaimana rupa Arlo ketika sedang mengamuk? Oh, Laura tidak ingin membayangkannya. Karena tanpa mengamuk saja wajah Arlo sudah mengerikan dan seakan ingin membantai siapapun. Apalagi ketika pria itu mengamuk. Mungkin Arlo benar-benar akan membunuh orang-orang yang tidak bersalah.
"One-"
Laura mengerutkan keningnya bingung mendengar pria itu berhitung. Sedetik kemudian, barulah Laura sadar ketika ia mendongak dan mendapati Arlo menatap tajam dirinya.
"Two-"
Untuk pertama kalinya, Laura memberikan tatapan puppy eyesnya pada Arlo. Berharap pria kejam tersebut memiliki belas kasih terhadapnya. Perlu diketahui, Laura hampir tidak pernah memberikan tatapan seperti itu kepada orang lain kecuali mendiang ayahnya dan Anne.
"Laura..." Peringat Arlo, "Jika hitungan ketiga kau tidak kunjung melakukan perintahku, aku bersumpah akan memperkosamu disini."
Laura tercekat, menatap Arlo dengan ngeri. Dengan ragu, tangannya yang semula mencengkeram paha Arlo merambat mencari kepala ikat pinggang pria itu dan melepasnya. Mata Laura yang juga menunduk menatap tangannya sendiri teralihkan dengan benda besar yang menyembul di antara paha Arlo. Laura mengerjab takut.
"Gadis pintar," desis pria tersebut menatap lekat wajah Laura yang terlihat ketakutan melihat kejantanannya menggembung. "Now, take off my trouser."
Untuk kedua kalinya Laura tercekat hebat. Dirinya nyaris menangis.
"Now, Laura!"
Laura melepas kaitan celana Arlo dengan tangan gemetar. Tangannya juga menarik risleting pria tersebut pelan. Laura menahan napasnya ketika jemarinya tidak sengaja menyenggol benda menyembul yang terasa keras itu.
"I-i am so sorry..." Cicit Laura dengan suara berbisik, namun ia malah mendengar kekehan berat Arlo. Laura tidak mengerti, kenapa sepertinya Arlo suka sekali melihat dirinya menderita?!
Laura menarik celana Arlo dengan mata terpejam dan kepala menunduk. Dan Arlo malah mempermudahnya dengan menaikkan pantatnya sehingga Laura dapat dengan mudah dan cepat melepaskan celana tersebut dan membebaskan benda besar yang kini berdiri tegak di depan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER
RomanceSneak Peek; "AKH! APA YANG KAU LAKUKAN?!" Arlo dengan sigap menangkap kepalan tangan Laura yang memukuli tubuhnya. Ia terkekeh, kemudian dengan sengaja meremas salah satu buah dada gadis itu yang terlihat menggiurkan. "Arlo!" Laura menendang dada pr...