Page 01
.
."Everything will be fine," Anne tersenyum, mengelus punggung putrinya yang gugup. "Trust me, Laura. Dia tidak semenyeramkan di foto yang pernah kau lihat."
"But, Mom.." Laura menggigit bibirnya, tidak melanjutkan ucapannya karena Anne telah mengambil posisi nyaman di dalam mobil. Laura menghela napas, gadis itu mengikuti Anne mencari posisi nyaman di dalam mobil yang beberapa menit lalu menjemput mereka untuk kemudian membawanya di kediaman suami baru Anne. Yang Laura ketahui, pria itu memiliki seorang putra. Laura tidak tahu pasti usianya, namun melihat foto pria itu yang pernah Anne tunjukkan kepadanya, Laura menduga usianya mungkin 7 tahun di atasnya. Mungkin 26 atau 27. Yang pasti, raut wajahnya menyeramkan-bahkan Laura langsung berkeringat dingin hanya dengan melihat satu kali fotonya.
Mata Laura mengamati jendela di samping kepalanya. Mobil hitam yang kini ditumpanginya berjalan di antara pohon-pohon tinggi yang Laura tidak ketahui ada dimana. Laura memejamkan matanya, berdoa bahwa perjalanan masih panjang sehingga ia memiliki waktu untuk tidur sejenak.
"Pumpkin, c'mon get up." Laura mengerjap merasakan guncangan di bahunya. Dirinya bahkan tidak sadar tertidur dalam perjalanan. Pintu di samping Mommynya terbuka, mata Laura langsung tertuju pada pintu berdaun lebar di belakangnya.
"Mrs. Watson, Mr. Miles sudah menunggu anda di dalam,"
Laura menelan ludahnya, kemudian keluar dari mobil setelah Anne keluar terlebih dahulu dan berdiri di samping sang sopir yang telah membukakan pintu. Pemandangan pertama yang dilihat Laura adalah pintu berwarna putih berdaun dua yang tinggi dan lebar, serta di samping kanan dan kirinya terdapat jendela yang tingginya melebihi pintu itu-mungkin sekitar 5 meter tinggi jendela itu. Laura tidak mengira rumah suami Anne sebesar ini. Hell, ini bahkan dapat disebut Mansion. Atau sebenarnya ini memang Mansion?
"C'mon, temui Daddy dan kakakmu. Kau sudah tidak menghadiri pernikahan Mommy, dan sebagai hukumannya sekarang kau harus tinggal di sini bersama kami." Anne menarik tangan Laura agar mengikuti dirinya, "Andrew, bawa barang-barang Laura."
Laura hanya diam ketika Anne menggandeng tangannya dan memasuki pintu besar itu. Jantungnya berdebar entah karena apa. Mungkin karena pertama kalinya Laura akan bertemu dengan keluarga barunya.
"Welcome home, Laura."
Sebuah suara berat memasuki indera pendengarannya. Laura melihat seorang pria dewasa berbadan besar berdiri di tengah-tengah ruangan. Laura tidak dapat menebak ruangan apa, karena ruangan itu seperti ballroom di dalam hotel. Luas dan mewah. Lampu chandelier besar berwarna warm white tergantung besar di atas ruangan itu, memberikan kesan hangat bagi Laura. Di belakangnya ada beberapa sofa panjang berwarna putih yang disusun setengah melingkar.
"I am Declan Miles. With my pleasure baby girl, you can call me Daddy-or just Declan." Pria itu maju selangkah memeluk bahu Laura yang ringkih. Meskipun wajahnya terlihat menyeramkan, namun menurut Laura sifatnya cukup hangat. Dan yang tidak gadis itu sangka, Declan menyambutnya dengan tangan terbuka. Bahkan bibir pria itu tersenyum menyambut kedatangannya.
"How do you feel, Laura?"
Laura menatap Anne sekilas, lalu mengedarkan pandangannya. Gadis itu nyaris menjawab Declan ketika sebuah suara dalam tiba-tiba terdengar.
"Is she my lil sister?"
Laura menelan saliva mendengarnya. Tangannya meremas dress putih sepanjang lututnya-merasa gemetar menatap wajah keras pria itu. Hell! Anne mengatakan bahwa kakaknya tidak semenyeramkan di foto, namun sebaliknya pria itu malah lebih menyeramkan dibandingkan fotonya. Badannya bahkan lebih besar dari Declan yang menurut Laura sudah seperti titan. Laura menoleh ketika merasakan senggolan kecil di lengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER
Storie d'amoreSneak Peek; "AKH! APA YANG KAU LAKUKAN?!" Arlo dengan sigap menangkap kepalan tangan Laura yang memukuli tubuhnya. Ia terkekeh, kemudian dengan sengaja meremas salah satu buah dada gadis itu yang terlihat menggiurkan. "Arlo!" Laura menendang dada pr...