Page 11
.
."Mom, aku akan pergi." Laura berjalan mengambil gelas dan mengisinya dengan air. Gadis itu berbalik badan, menatap wajah Anne yang muram. Apa Mommynya masih tidak rela jika Laura akan pergi? For God's sake, Laura hanya akan bersekolah, bukan merantau.
"Kau akan mendaftar sekarang? Bukankah terlalu cepat, Pumpkin?"
Laura menggeleng membantah ucapan Mommynya. "Tentu saja tidak. Aku tidak mau menjadi murid paling tua di kelas, Mom. Aku tidak akan menundanya."
"Baiklah. Apa kau akan pergi bersama Andrew?"
Laura menjepit rambutnya dengan pita mungil berwarna kuning, ia menatap Mommynya sejenak kemudian melangkah menjauh dari dapur. "Sebenarnya... Tidak. Aku sudah menghubungi Kate untuk menemaniku mendaftar. Dia yang paling tahu."
"Okay, hati-hati di jalan!" Anne mengeraskan suaranya ketika tubuh Laura telah menghilang di balik pintu dapur. "Dan kau harus langsung pulang setelah semuanya selesai, Pumpkin!"
Laura menyahut Anne dengan suara tinggi, gadis itu membawa sebuah tas sebagai tempat dokumen-dokumen yang akan dibutuhkan untuk mendaftar di universitas nanti. Beruntung ia sudah memberi tahu Kate bahwa Laura juga ingin berkuliah di tempat yang sama dengan gadis tersebut, Kate juga bersedia menemani Laura untuk mendaftar, jadi dirinya tidak perlu berangkat bersama Andrew—yang mungkin saja membocorkan kegiatan Laura pada Arlo.
Bukankah Laura harus mencegah kemungkinan-kemungkinan yang bisa membuat Arlo tahu? Mau sekecil apapun itu, Laura harus berhati-hati.
Ketika Laura selangkah keluar dari pintu utama, ia langsung terkesiap kaget karena baru mengetahui udara diluar yang dingin. Mungkin akan turun hujan karena keadaan langit yang mendung dan angin sedang berhembus kencang. Beruntung dirinya mengenakan sweater berlengan panjang dan membawa jaket untuk berjaga-jaga. Dan kini benda itu langsung berguna.
"Laura!" Suara melengking seorang gadis membuat Laura menoleh ke arah samping kirinya. Ternyata Catherine sudah menunggunya di dalam mobil gadis itu. Catherine memanggil Laura dengan setengah badan yang gadis itu julurkan melalui jendela mobil.
Laura tersenyum lebar, dengan langkah cepat menuruni anak tangga dan menghampiri Catherine di mobilnya. Tanpa menunggu temannya menyapa atau berbicara, Laura langsung masuk ke dalam mobil di samping Catherine. Laura menatap gadis itu lugu, "Terimakasih sudah mau menjemputku."
"Bahkan aku belum mempersilahkanmu untuk masuk." Catherine berkata terang-terangan menyindir Laura, namun hanya dibalas oleh kekehan kecil.
"Aku tidak tahan, ternyata diluar sangat dingin."
"Ya, karena itu sekarang aku harus memakai jaket sialan ini," Laura menurunkan pandangan pada tubuh langsing Catherine yang terbalut jaket. Benar saja, padahal biasanya Catherine memakai pakaian yang sedikit terbuka. Bahkan ketika musim dingin pun, gadis itu lebih memilih mengurung diri di dalam rumah daripada harus keluar dan mengenakan jaket super tebal. Alasannya, karena Catherine membenci hawa dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER
RomanceSneak Peek; "AKH! APA YANG KAU LAKUKAN?!" Arlo dengan sigap menangkap kepalan tangan Laura yang memukuli tubuhnya. Ia terkekeh, kemudian dengan sengaja meremas salah satu buah dada gadis itu yang terlihat menggiurkan. "Arlo!" Laura menendang dada pr...