Page 16
.
."Pastikan tidak ada yang menggangguku—"
Arlo berbicara pada sekretarisnya yang berada dalam satu lantai di bawahnya. Ia meminta Felix agar tidak memperbolehkan satu orangpun mengganggunya selama beberapa jam ke depan. Tentu saja Arlo membutuhkan banyak waktu untuk bersama Laura, ia tidak ingin nanti kegiatannya berhenti di tengah-tengah karena ada gangguan kecil.
"Yes, Sir. I understood."
Arlo meletakkan kembali telepon selulernya. Pria itu mulai melepaskan kancing jasnya, kemudian menyampirkan benda itu di sandaran kursi. Setelahnya, Arlo beralih membuka kancing di pergelangan tangannya dan menggulung lengannya hingga ke siku—memperlihatkan pada Laura otot-otot tangannya yang menonjol.
"Arlo, bisakah aku pulang sekarang? Aku khawatir Mommy akan mencariku..."
Arlo yang sebelumnya menunduk menatap data-data di meja beralih mendongak. Menyeringai menatap Laura yang terduduk kaku di sofa ruangannya lalu menoleh sekilas pada jendela kaca yang menunjukkan suasana luar yang telah sedikit petang. "Tidak bisa, baby girl... Kau tidak perlu cemas, aku sudah menghubungi Anne."
Arlo menatap Laura dengan pandangan tertarik saat gadis itu menunjukkan gelagat gelisah. Mungkin iblis kecilnya itu tidak menyangka bahwa Arlo sudah lebih dulu bertindak menghubungi Anne. Dan mungkin kini otak mungil Laura sedang bekerja ekstra memikirkan hal itu.
"Ada apa, Laura?" Ucap Arlo yang membuat gadis itu langsung mendongak menatapnya. Matanya yang bersinar polos dan bahasa tubuhnya yang menggeliat gelisah justru malah membuat tatapan tertarik Arlo lenyap dan berganti dengan tatapan tajam.
"Kau menggodaku?"
"H-huh?!"
Arlo menegakkan badannya dan berjalan mendekati Laura dengan langkah mengintimidasi—membuat tubuh Laura terlihat begitu mungil dan rapuh di bawahnya. Rahang Arlo semakin mengetat, dari atas seperti ini, matanya berhasil menangkap belahan dada Laura yang mengintip dari balik dress gadis itu.
"Apa kau sengaja mengenakan pakaian seperti itu, baby girl?"
"Apa maksudmu?"
"Aku tidak akan mengatakannya, karena kau pasti akan menyadarinya sendiri." Jika Arlo mengatakannya, bisa saja Laura merasa tersinggung dan berpikir Arlo telah melecehkannya dengan kalimat pria itu. Ya, meskipun Arlo malah telah berbuat lebih dari sekedar kata-kata untuk bermain dengan gadis kecilnya tersebut.
"Aku—"
Arlo menaikkan kedua alisnya menunggu kalimat Laura yang belum selesai. Namun gadis itu hanya diam menatapnya sembari berkedip-kedip lugu. Pandangan Arlo kembali turun, menatap belahan dada Laura yang tampak mengintip malu-malu.
Tiba-tiba pria itu mengulurkan tangannya. Menjangkau tubuh bagian depan Laura yang menonjol dan meremasnya kuat—membuat si pemilik mengeluarkan suara kesiap keras. Dengan cepat Arlo mendorong tubuh Laura menjadi bersandar pada sofa, ia juga menaikkan kedua lututnya dan mendaratkannya pada masing-masing sisi paha gadis itu dan membuatnya mengangkang di atas tubuh Laura.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER
Roman d'amourSneak Peek; "AKH! APA YANG KAU LAKUKAN?!" Arlo dengan sigap menangkap kepalan tangan Laura yang memukuli tubuhnya. Ia terkekeh, kemudian dengan sengaja meremas salah satu buah dada gadis itu yang terlihat menggiurkan. "Arlo!" Laura menendang dada pr...