Page 15
.
."Miss Laura, Mr.Arlo meminta saya untuk mengantarkan Anda ke kantornya."
Suara Andrew bagaikan sebuah tanda akhir dunia bagi Laura. Baru saja ia akan menapaki anak tangga pertama yang menghubungkannya dengan pintu mansion, Andrew tiba-tiba muncul di belakangnya dan mengatakan sesuatu yang membuat Laura memiliki keinginan untuk bersembunyi di bawah ranjangnya.
"Sejak kapan Arlo menyuruhmu untuk mengantarku?" Tanya Laura sedikit was-was.
"Baru tiga menit yang lalu saat Anda memasuki gerbang, Miss Laura."
My gosh. Diam-diam Laura menghela napas lega.
"Okay, tunggu sebentar, aku akan ke dapur terlebih dahulu," Laura berlari terbirit-birit memasuki rumahnya. Bukannya ke dapur, Laura malah naik ke atas kamarnya untuk meletakkan tas yang dipakainya berkuliah di dalam walk in closet karena gadis itu juga mengganti pakaiannya agar lebih segar dan wangi. Laura buru-buru bercermin di meja riasnya, mengambil banyak lembar tissue dan mengelap wajahnya yang berkeringat. Ia menaburkan bedak bayi ke wajahnya dan terakhir memoles bibirnya dengan lip balm agar lebih cerah. Setelahnya, Laura berjalan dengan langkah lebar kembali menemui Andrew yang ternyata telah berdiri menunggunya di samping mobil.
Pria itu membukakan pintu untuk Laura, kemudian baru menutupnya saat Laura sudah nyaman di dalam mobil.
Sekitar 60 menit kemudian, Laura telah memasuki kantor Arlo. Ia tersenyum dan melambai kecil pada Naémi yang tersenyum formal menyambut kedatangannya.
"Bertemu Mr.Arlo, Miss Laura?"
"Uhmm, yeah. Apa dia ada di ruangannya?"
"Ya, Miss Laura. Saya tidak melihatnya keluar dari kantor."
Laura mengangguk mendengar jawaban wanita berdarah Perancis tersebut. Ia mengucapkan terimakasih dan segera berjalan menuju lift khusus yang akan mengantarnya pada ruangan Arlo. Laura sedikit berpikir, kali ini untuk apa Arlo menyuruhnya datang ke kantor pria itu. Beruntung kelas Laura sudah selesai, dan beruntung juga dirinya sudah berada di mansion meskipun tadi baru akan berjalan menuju pintu. Jika Arlo nanti hanya menyuruhnya untuk duduk dan menemani pria kejam itu bekerja, kali ini Laura berjanji akan langsung kabur saja dari pada mati kebosanan di dalam sana.
"Masuklah, baby girl."
Laura tersentak kaget di depan pintu ruangan Arlo yang tertutup. Hey, bahkan Laura saja belum mengetuknya! Bagaimana bisa Arlo mengetahui kedatangannya? Tentu saja Laura mengerti siapa yang dimaksud pria itu, karena semenjak dirinya bertemu kakak tirinya tersebut, Arlo selalu memanggilnya dengan sebutan itu.
Cklek
Laura menutup kembali pintunya saat ia sudah berada di dalam ruangan Arlo. Seperti kebiasaannya, Laura sedikit menunduk untuk menghindari tatapan mata pria itu, kakinya pun ia paksa melangkah menuju sofa singgasananya saat ia berada di dalam ruangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER
RomanceSneak Peek; "AKH! APA YANG KAU LAKUKAN?!" Arlo dengan sigap menangkap kepalan tangan Laura yang memukuli tubuhnya. Ia terkekeh, kemudian dengan sengaja meremas salah satu buah dada gadis itu yang terlihat menggiurkan. "Arlo!" Laura menendang dada pr...