Page 07
.
.20.15 pm,
"Ahh." Catherine mendesah lega ketika minuman dingin yang ditenggaknya telah melewati tenggorokannya. Setelahnya, gadis itu mendongak menatap Laura yang sedang makan. "Bagaimana dengan keluarga barumu, Laura? Kau menyukainya?"
"Tidak dan ya." Jawab Laura menanggapi pertanyaan Catherine.
"Ceritakan padaku," pinta gadis itu bersemangat.
"Okay," Laura berdehem sejenak, "Ya karena Declan sangat baik padaku-"
"Wait!" Sela Catherine, gadis itu menatap Laura dengan berbinar. Dan Laura mengerti maksudnya atau pertanyaan yang akan gadis itu lontarkan selanjutnya. "Dan siapa itu Declan? Kenapa namanya terdengar sangat seksi?"
Sudah Laura tebak. Laura menatap sahabatnya dengan pandangan geli, "Daddyku. Apa kau akan merebutnya dari Anne?"
Mata Catherine membelalak mengetahuinya, kemudian ia menggeleng cepat. "Tentu saja tidak! Meskipun aku pemburu pria seksi, tapi aku tidak pernah berniat merebutnya dari wanita lain, Laura!"
"Baiklah, baik. Aku mengenalmu, Kate." Laura tertawa melihat ekspresi sahabatnya, lalu gadis itu membetulkan jaket Sam yang masih dipakainya. Pria itu kini tidak bersama mereka karena hanya ditugaskan Catherine untuk menjemput Laura. Dan setelah mengantar Laura di perpustakaan kota, Sam langsung berpamitan pada keduanya. "Mari lanjutkan-"
Laura meminum coklat panasnya sebelum kembali membuka suara, "Akan aku ulangi. Ya, karena Declan sangat baik padaku, dan tidak karena putranya..."
Laura menggantung ucapannya dan hal itu membuat Catherine semakin mendekat karena penasaran setelah mengetahui Laura mempunyai saudara laki-laki. "Ya, karena..?"
"Karena wajahnya menyeramkan dan sifatnya menyebalkan." Beruntung Laura pandai berbohong. Meski kelebihannya tersebut bukan merupakan sesuatu yang baik namun sering kali Laura terselamatkan oleh kelebihannya itu. Tidak mungkin jika Laura akan bercerita pada temannya bahwa kakak tirinya cabul terhadapnya serta keduanya telah melakukan tindakan tidak senonoh antara kakak dan adik.
"Siapa namanya, Laura?"
"Arlo," jawab Laura sembari memasukkan red velvet cake ke dalam mulutnya. Laura menggelengkan kepalanya kecil merasakan bagaimana nikmatnya rasa kue itu dan menikmati krimnya yang terasa meleleh di dalam.
"Wah, kenapa keluarga ayah tirimu memiliki nama yang sangat seksi? Aku jadi penasaran dengan wajah mereka." Catherine menyatukan kedua tangannya lalu menopang kepalanya. Matanya menatap Laura berbinar, "Apa kau memiliki foto mereka?"
"Tidak sama sekali." Laura menggeleng, membuat Catherine mendesah kecewa dan menelungkupkan kepalanya di atas meja. Tangannya terangkat meraba permukaan meja lalu mengambil gelasnya yang masih terisi minuman dinginnya untuk diminum kembali. "Kau tidak berguna untuk temanmu sendiri, Laura. Bagaimana bisa kau tidak menyimpan foto keluargamu?"
Catherine masih terus mendumel, tidak mengetahui jika yang tengah dibicarakan sedang menikmati makanan miliknya.
"Wait-Kate, pukul berapa ini?!" Laura nyaris lupa jika dirinya memiliki tempat tinggal baru. Pasalnya dulu saat dirinya bermain dengan Catherine, mereka juga hampir lupa waktu dan selalu berakhir di apartemennya.
Catherine langsung menunduk, melihat jarum jam di pergelangan tangannya. "Pukul setengah sepuluh malam. Ada apa, Laura? Bukankah Anne sudah mengizinkanmu pergi bersamaku?"
Ya, tentu saja. Tapi Mommy-nya pasti kini sedang mengkhawatirkan dirinya yang tidak kunjung pulang, apalagi Declan dan Arlo pasti sudah pulang dari kantornya. Dan Laura akan merasa bersalah jika membuat ketiganya khawatir dan membuat mereka menunggunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/289325198-288-k129982.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER
RomanceSneak Peek; "AKH! APA YANG KAU LAKUKAN?!" Arlo dengan sigap menangkap kepalan tangan Laura yang memukuli tubuhnya. Ia terkekeh, kemudian dengan sengaja meremas salah satu buah dada gadis itu yang terlihat menggiurkan. "Arlo!" Laura menendang dada pr...