Page-27
.
."Kemana kita akan pergi?"
Laura menatap bangunan-bangunan pencakar langit melalui jendela mobil ketika Arlo berkendara pada jalur yang berbeda dari kantor pria itu. Ia bertanya penasaran, karena bukankah biasanya Laura selalu dibawa ke tempat kerja Arlo?
"Ke kantor Declan."
"Apa kau memiliki urusan penting di sana? Seharusnya kau tidak membawaku."
"Tidak, Laura. Kau harus ikut kemanapun aku pergi. Karena kau milikku."
Apa urusannya? Jika saja Laura diminta memilih, pasti dia akan menjawab lebih baik bergelung dengan bantal di kamarnya daripada kesana-kemari mengikuti kegiatan pria itu.
Laura memilih diam tidak menanggapi pernyataan Arlo hingga sepuluh menit kemudian, Arlo menghentikan mobilnya di depan lobby gedung raksasa dan membukakan pintu untuknya. Pria itu memberikan kunci mobilnya kepada pria berjas biru tua yang tidak Laura ketahui siapa. Lalu Arlo meraih lengannya dan mengaitkannya pada tangannya sendiri dan berjalan memasuki gedung itu. Laura tidak menolak, ia menyapu pandangannya pada lobby bangunan tersebut ketika mereka melangkah masuk.
"Wow," bisik Laura lebih kepada diri sendiri karena kagum. Kantor Declan berkali-kali lipat lebih luas dan mewah daripada milik Arlo, mungkin ini merupakan kantor pusatnya. Dan sepertinya Declan tidak rela memberikan jabatan tertingginya secara cuma-cuma untuk Arlo.
Seraya berjalan, Laura mengamati beberapa orang yang berlalu lalang. Ternyata mau seramai apapun kantor Arlo, kantor Declan ini lebih ramai. Dan seolah menyadari kedatangan putra pemilik gedung, para karyawan sontak berhenti beraktivitas dan menoleh hanya untuk mengangguk dan menyapa Arlo.
"Miss Laura, Sir Arlo."
Seorang pria menghampiri mereka saat keduanya sedang berjalan. Laura menoleh dan tersenyum, melihat seorang pria tua berjalan di samping kiri Arlo dan sedikit menjorok ke depan menuntun mereka.
"Mr.Declan sudah menunggumu, silahkan ikuti aku." Pria yang tidak Laura ketahui namanya berjalan sedikit lebih cepat. Laura nyaris terseok-seok ketika Arlo merengkuh bahunya agar menempel pada tubuh pria itu.
"Jangan tergesa, aku tahu dimana ruangannya." Bisik Arlo di dekat telinganya. Laura merona, mungkin Arlo mengerti jika ia baru saja hampir tersungkur.
Laura dan Arlo memasuki lift besar yang memiliki warna hitam dan emas, ia mengerjap kagum. Laura tidak tahu pria itu akan membawanya kemana karena dia merasa jika berada sedikit lama di dalam lift.
Dari dalam sini, Laura bahkan bisa melihat pemandangan kota yang selalu ramai ketika lift sudah semakin berada di lantai-lantai tinggi.
Ting!
"Jaga Laura, aku akan menemui Declan."
Laura mengernyit mendengar perkataan Arlo, ia mendongak menatapnya dan menemukan Arlo juga sedang mengamati dirinya. "Aku harus apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER
RomanceSneak Peek; "AKH! APA YANG KAU LAKUKAN?!" Arlo dengan sigap menangkap kepalan tangan Laura yang memukuli tubuhnya. Ia terkekeh, kemudian dengan sengaja meremas salah satu buah dada gadis itu yang terlihat menggiurkan. "Arlo!" Laura menendang dada pr...