Page 19
.
.
"Mom!"Laura merasa sangat beruntung melihat Anne yang masih berkeliaran di dalam mansion. Tanpa menghiraukan Arlo yang terus menempelinya, Laura langsung berjalan kelewat lincah mendekati Anne.
"Mom, apa itu untukku?" Tanyanya pada Anne. Laura turut berjalan mengikuti langkah kaki Mommy-nya agar berjauhan dengan Arlo. Sesekali, matanya melirik gelisah Anne dan nampan berisi berbagai makanan yang dibawa wanita tersebut.
"Tentu saja tidak. Apa kau belum makan, Pumpkin?" Balas Anne, kepalanya menoleh ke belakang tempat Arlo berdiri memandangi keduanya. "Di dapur ada banyak makanan, kau makanlah bersama Arlo."
"Ah, tidak. Aku sudah makan," tolak Laura.
"Lalu mengapa kau mengikutiku? Lihatlah, Arlo sedang menunggumu. Lagipula jalan untuk ke kamarmu ada di sebelah sana," Anne yang tidak paham situasi malah mengusir Laura. "Sebaiknya kau cepat tidur, Pumpkin. Ini sudah hampir larut malam. Besok kau harus—"
"Oh, Aku melupakan sesuatu," Laura memotong kalimat Anne sebelum Mommy-nya tersebut membocorkan rahasianya. "Aku telah berganti nomor ponsel, Mom. Ponselku hilang, dan Arlo membelikanku."
Laura menghentikan langkahnya dan berbalik badan, sedikit melirik Arlo apakah pria tersebut mendengar ucapan Anne. Semoga saja tidak karena jaraknya dengan Arlo lumayan jauh.
"Arlo baik sekali. Ucapkan terimakasih untuknya." Anne tetap melanjutkan langkahnya menuju kamarnya dan Declan. Sepertinya wanita itu sudah mengantuk karena beberapa kali Laura melihatnya terus mengerjapkan mata. "Jangan lupa cuci wajahmu sebelum tidur, Pumpkin!"
Itu adalah kalimat terakhir Anne yang Laura dengar sebelum tubuh Mommy-nya menghilang dari balik dinding. Laura menggigit bibirnya mengetahui Arlo masih berdiam diri di belakang tubuhnya. Ia berbalik badan, melirik Arlo sekilas yang ternyata juga sedang menatapnya lalu berjalan mendahului Arlo menuju lorong tempat lift yang menghubungkannya dengan lantai empat.
"Kenapa kau meninggalkanku, baby girl?" Ujar Arlo ketika mereka sudah berada dalam lift.
"Maaf, aku tidak bermaksud," jawab Laura asal. Matanya terus menatap pintu lift seolah dengan tatapannya, pintu tersebut akan langsung terbuka.
Laura melihat pantulan Arlo di dinding lift tersebut mendekat padanya. Setelahnya, tubuh Laura dibalik hingga bertatapan dengan Arlo. Tidak sampai sedetik, pria itu telah mendekat dan meraih bibirnya—menciumnya lembut sekaligus kuat.
Haruskah Laura menolak setelah dirinya bahkan telah menikmati sentuhan intim Arlo?
Ketika lidah Arlo tiba-tiba menyelusup masuk, Laura memberanikan diri membalas ciuman pria itu. Gerakan bibirnya masih malu-malu, lidahnya turut membelai pelan lidah Arlo yang menyusuri seluruh isi mulutnya.
Telinga Laura mendengar erangan Arlo ketika lidahnya menggelitik lidah pria itu. Kepalanya semakin maju, menekan wajah kakak tirinya saat tangan kuat Arlo menarik tengkuknya agar semakin mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER
RomanceSneak Peek; "AKH! APA YANG KAU LAKUKAN?!" Arlo dengan sigap menangkap kepalan tangan Laura yang memukuli tubuhnya. Ia terkekeh, kemudian dengan sengaja meremas salah satu buah dada gadis itu yang terlihat menggiurkan. "Arlo!" Laura menendang dada pr...