Warning! Lime ahead!
Kyojuro meminta cuti pada Oyakata-sama karena tidak bisa membiarkanmu sendiri merawat bayi yang sedang sakit itu. Dia merasa tidak enak jika Senjuro ikut terlibat merawatnya.
Jadi tentu Oyakata-sama dengan berbaik hati mengizinkan Hashira Api itu merawat anaknya hingga sembuh. Lagipula, Hojuro juga terlihat lebih anteng kalau ada ayahnya.
Jadi selama hampir satu hari penuh dan menunggu asimu keluar, pria itu akan selalu menggendong bayi yang masih sakit itu dengan kain gendongan bayi juga, untuk memberi kehangatan dengan mudah.
Hojuro selalu tidur di dalam gendongan itu, tapi dia akan bangun ketika ayahnya makan. Jadi setiap Kyojuro makan, bayi itu terus menatap ayahnya sampai selesai makan.
Pemandangan itu jadi membuatmu selalu berusaha untuk menahan tawa. Tapi Kyojuro juga terlihat seperti tidak menyadarinya, inilah yang membuat jadi tambah lucu lagi.
Padahal pria itu tidak mengatakan "umai!" seperti biasanya karena tahu dirinya sedang menggendong bayi. Dia akan stop menggendongnya ketika kamu akan menyusui, mandi, mau tidur.
Pria itu juga sempat dipanggil emak-emak oleh Kaname. Beruntung aja gagak itu, karena pria itu hanya bisa menggeram padanya. Paling gagak itu tertimpa bantal yang biasa dipakai untuk duduk karena dilempar dengan manisnya oleh si ayah.
"Ayolah aku cuman bercanda!" Kaname berusaha untuk mengangkat bantal yang menimpanya itu
Jangankan digendong saja, dimandikan pun tetap Kyojuro yang melakukannya agar selalu mendapat kehangatannya.
Tapi sebenarnya kamu sangat suka melihatnya. Ini jadi membuat jiwa ayah Kyojuro jadi semakin terlihat. Benar-benar membuat hatimu berbunga-bunga.
Shinjuro yang sudah mendengar kabar Hojuro sakit langsung menuju ke kediaman kalian berdua. Pria paruh baya itu terlihat sangat khawatir dan jadi membuatnya ingat ketika Kyojuro dan Senjuro jatuh sakit juga, di usia yang masih sangat belia juga.
"Tenanglah yah, sudah ada aku" Kyojuro menggoyangkan sedikit gendongannya
"Tidak bisaaaa, ayah jadi parno, ibumu dulu pernah hampir kena baby blues di kasus yang sama pula. Duhh kacihan cucu kakek ini~" Shinjuro mengelus kepala bayi yang masih tertidur itu lalu memegang keningnya
"Huhuuu Hojuro-kun, cepat sembuh nak, kakek jadi ikut syedih juga.. " Tambahnya sambil memanyunkan bibirnya
"Ayah kemarin main judi ya dengan Uzui???" Ekspresi pria itu menjadi masam
"Eh? A-anu... Nggak kok.. "
Kyojuro hanya tetap menatap ayahnya yang mulai gelisah dan berkeringat dingin. Matanya disipitkan untuk mengobservasinya.
"Tanya Kaname kalau tidak percaya" Kyojuro sekarang menatap datar pria paruh baya itu
Duh tuh gagak kepoan amat
"Ayah... Berjudi itu tidak baik.. " Kamu datang menghampiri dengan tangan bersilang di dada
"I-iya nak... " Shinjuro menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal
"Ingat lho yah, ibunda Ruka bisa melihatnya" Balasmu
Perkataanmu bagaikan sambaran bagi Shinjuro. Pria paruh baya itu langsung terdiam, kehabisan kata-kata. Kamu dapat melihat sebuah roh Ruka dibelakang Shinjuro yang memberi jempol padamu lalu langsung menghilang lagi.
Entah kenapa semakin hari seperti tiada hari tanpa kejadian random. Shinjuro akhirnya berkutip lagi dan membari senyum canggung pada kalian berdua.
Pria paruh baya itu mulai berjalan menuju Kamidana yang berada di ruang keluarga itu, mulai berdoa. Sepertinya pria paruh baya itu langsung menyadari perbuatannya, takut akan dimarahin ibu mertua di alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twin Destiny (Kitsune Rengoku Kyojuro X FemReader)
Fanfiction#Book ke-3 author. Story ini merupakan season 3/final dari story "Agreement" Summary: Oyakata-sama sempat memberitahu Kyojuro dan (y/n) soal firasatnya mengenai "akan ada perbedaan diantara Hijuro dan Hojuro". Apakah ini akan mengarah ke sesuatu yan...