Hari ini kamu membuat bekal yang cukup spesial untuk si kembar. Sekalian membuat Hojuro merasa lebih baik lagi.
Karaage, tamago, salad tomat dan ubi dengan nasi sudah cukup. Kamu juga memilih untuk tidak memberi tahu Kyojuro dulu untuk melihat perkembangan putra kalian yang satu itu.
Jika situasinya tambah memburuk, maka disitulah kamu akan melaporkannya. Kamu tidak ingin pria itu juga banyak pikiran mengenai putranya.
Terkadang kamu berpikir, anak-anak belum pernah ke dunia manusia. Mereka juga sudah besar, mungkin telinga runcing dan ekor tebal itu bisa disembunyikan sebaik mungkin.
Lalu untuk kunjungan wisata cukup di hutan dengan pemandangan yang indah. Mereka pasti akan menyukainya.
Oh ya, di dalam tas bekal itu kamu tidak lupa memberi surat kecil agar mereka termotivasi. Semangat mereka berdua sangat penting untuk dijaga.
"Ini bekal kalian" Kamu memberi bekal itu seperti biasa
"Terima kasih bu!" Hijuro mengambil bekal itu
"Terima kasih ibu... " Hojuro mengambil bekal itu dengan ekspresi ragu
Anak itu terlihat tidak berani untuk kembali ke sekolah, ini jadi membuatmu khawatir dan agak sedih. Jarimu ditaruh ke bawah dagu anak itu agar bisa menatapmu.
Kamu memintanya untuk menatap matanya dan mengatakan betapa sayangnya kamu padanya. Hingga Hojuro akhirnya tersenyum walaupun tidak lebar.
Dia tidak lupa memelukmu untuk pamit, juga Hijuro yang ikut melakukannya.
Disinilah kamu, didepan pintu rumah melihat Hijuro yang masih mencoba untuk membuat adik kembarnya merasa lebih baik. Yaitu dengan cara merangkulnya.
Hojuro juga beruntung memiliki kakak kembar yang menyayanginya selain kedua orang tua dan adiknya. Dia merasa bersyukur bisa lahir dari keluarga yang penyayang dan saling peduli.
Ketika sudah berada di depan gerbang sekolah, semua tatapan langsung tertuju pada mereka berdua, yang jelas hanya tertuju pada Hojuro.
Anak itu jadi mulai ragu lagi dan merasa seolah-olah kakinya langsunh membeku. Hijuro langsung berhenti berjalan dan menoleh padanya karena merasa adiknya itu tertinggal.
"D-duluan saja nii-san... A-aku mau berpikir dulu" Hojuro tersenyum canggung
"Tidak tidak, kita harus barengan" Hijuro menyilangkan kedua tangannya di dada
Hojuro hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, dia ingin minggat karena masih belum berani.
Melihat adik kembarnya yang tersenyum seperti itu jadi membuat Hijuro hanya menaikkan kedua bahunya lalu lanjut berjalan.
Anak itu langsung menghela napas lega. Ini kesempatannya! Mumpung ayahnya masih menjalankan misi, jadi dia bisa kabur juga.
"A-ano... "
Langkah kaki ke belakangnya mendadak berhenti karena mendengar suara anak perempuan di belakangnya. Dia menoleh dan mendapati Mio yang tersenyum padanya
"Soal kemarin, aku ingin berterima kasih, t-tolong terima lah ini!" Mio memberinya kotak sedang berisi makanan
Gadis itu bilang isinya daifuku mochi dan ohagi. Dia sudah memberitahu ibunya mengenai ini, tapi tidak untuk ayahnya.
Hashira Angin itu pasti akan langsung mendatangi tiga anak pembully itu dan menghajarnya hingga tidak bisa pergi ke sekolah selama sebulan.
"Ah ya, sama-sama, aku senang bisa membantu orang lain" Hojuro menerima kotak itu
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twin Destiny (Kitsune Rengoku Kyojuro X FemReader)
Fanfiction#Book ke-3 author. Story ini merupakan season 3/final dari story "Agreement" Summary: Oyakata-sama sempat memberitahu Kyojuro dan (y/n) soal firasatnya mengenai "akan ada perbedaan diantara Hijuro dan Hojuro". Apakah ini akan mengarah ke sesuatu yan...