Kamu dan Kirei sedang sibuk merawat bunga-bunga yang bermekaran dengan indah di halaman belakang ini. Sekalian mengajari gadis kecil itu cara merawatnya, dimulai dari menyiramnya.
Putrimu itu tidak pernah malas untuk membantumu, dia adalah gadis kecil yang sangat manis dan baik. Berbakti kepada orang tua dan kakak-kakaknya.
Rambutnya juga cepat panjang seperti rapunzel, jadi kamu harus memotongnya 2 minggu sekali. Sekarang rambutnya dikepang satu olehmu atas keinginannya.
Dia benar-benar seorang putri dari keluarga Rengoku, anak yang paling disayang ayahnya. Tapi tetap, Kyojuro menyayangi semua anak-anaknya. Dia akan membuat dan memberikan mereka yang terbaik.
"Nah Rei-chan, sekarang tolong siram bunga mawar itu ya" Kamu memberi ember dan gayung kayu padanya
"Baik mama!"
Anak itu juga selalu terlihat girang dan ceria. Kamu merasa senang dan terus tersenyum. Tapi tetap saja, sekarang kamu masih harus siap membantu Hojuro.
Pikiranmu belum tenang setelah melakukan pembicaraan dengannya semalam. Kyojuro masih belum mengetahui ini.
Sekarang pria itu sedang melatih kedua putranya, mumpung ini hari sabtu jadi mereka berdua punya banyak waktu.
Seperti biasa, latihannya masih dasar, yaitu melatih mengayun pedang dan kesiapan fisik dengan olahraga ringan seperti jogging, sit up, dan push up dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Putra dari keluarga Rengoku harus tercipta sebagai pejuang yang hebat dan tangguh.
Setiap latihan juga, mereka memakai yukata putih agak kuning dengan celana hakama biru dongker dan rambut diikat poni jika sudah panjang.
Kyojuro memperhatikan kedua putranya yang sedang mengayunkan pedang kayu itu dengan kedua lengan bersilang di dada. Yang membuatnya tambah serius adalah melihat cara Hojuro mengayunkan pedang kayunya.
Sudah daritadi anak itu mengayunkannya dengan tegang. Pria itu sengaja tidak menegurnya karena ingin melihat perkembangan terlebih dahulu. Waktunya sudah termakan cukup lama, bahunya belum dilemaskan sama sekali.
"Hojuro, hentikan itu" Pria itu mulai mendekati putranya yang satu itu
Ketika anak itu berhenti, dia dapat merasakan sakit di kedua bahunya. Kedua tangan besar ayahnya langsung memijat kedua bahunya sedikit agar bisa dilemaskan.
"Santai saja, lemaskan kedua bahumu agar tidak bengkak" Kyojuro tersenyum padanya
Hojuro hanya mengangguk lalu lanjut mengayunkan lagi. Tapi dihentikan lagi oleh ayahnya.
"Kamu kenapa nak? Apa ada masalah? Sudah daritadi kamu seperti ini" Sekarang ekspresi pria itu berubah menjadi khawatir
Hijuro yang dapat mendengar itu langsung menghentikan aksinya. Dia juga terdiam karena gelisah, mengingat ayahnya belum boleh tahu soal masalah perundungan dan stereotip itu.
Sedangkan Hojuro sendiri, anak itu hanya diam sambil menatap tanah dengan keringat yang mengalir. Salah satunya adalah keringat dingin.
Anak itu tidak berani sama sekali untuk memberitahu ayahnya. Dia juga menganggap kalau itu tidak jantan sama sekali. Dia merasa harus mulai mandiri agar bisa menjadi pria yang gagah dan perkasa suatu hari nanti, seperti ayahnya.
Karena ayahnya adalah panutan dan motivasi dia. Lalu menunjukkan dirinya terhadap orang lain, bahwa mereka selama ini salah.
Hojuro dapat mendengar Kyojuro mulai menghela napas. Disitulah anak itu mulai ingin angkat bicara, tetapi gagal karena ayahnya mulai mengelus kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twin Destiny (Kitsune Rengoku Kyojuro X FemReader)
Fanfiction#Book ke-3 author. Story ini merupakan season 3/final dari story "Agreement" Summary: Oyakata-sama sempat memberitahu Kyojuro dan (y/n) soal firasatnya mengenai "akan ada perbedaan diantara Hijuro dan Hojuro". Apakah ini akan mengarah ke sesuatu yan...