Kampung Halaman

227 34 18
                                    

"Atur posisi dan napasmu, jangan tegang, santai saja"

Kyojuro membenarkan posisi Hijuro sebelum meluncur kedepan dan mengayunkan nichirin pria itu untuk menebas bambu yang telah disiapkan. Ketika dia memegang tangan putranya, dia dapat merasa tangan itu bergemetar.

Anak itu masih merasa ragu, bukan karena soal kesiapannya, melainkan katana yang dipegangnya. Terasa agak berat dan dianggap seperti barang yang mudah pecah.

Kyojuro hanya terkekeh dan meyakinkan anak itu untuk tidak perlu khawatir soal nichirin itu. Pegangannya pada nichirin itu mulai dikuatkan dan dia siap untuk melakukan napas api aliran pertama.

Hijuro mulai mengambil napas dan berkonsentrasi untuk merasakan kedua lengan dan kakinya.

"Ilmu Napas Api: Jurus Pertama, Api Keramat!" Anak itu melesat kedepan dan berhasil mengayunkan nichirin tersebut, tidak lupa api telah keluar dari senjata itu

Dia masih tidak menyangka ini, tadi barusaj dia berhasil melakukannya. Masih mencoba mengambil napas, dia mulai menoleh ke ayahnya yang tersenyum lebar padanya.

Senyuman Hijuro langsung terukir dengan lebar setelah melihat ayahnya memberi jempol padanya. Suara girang mulai keluar dari dirinya, dia masih tidak menyangka kalau ini berhasil.

"Kamu sudah melakukannya dengan baik nak!" Katamu memberi tepuk tangan

"Aku berhasil bu! Haha aku tidak menyangka ini!" Hijuro masih belun berhenti girang

"Ini baru langkah awal nak! Tinggal 1000 langkah lagi untuk menjadi pemburu iblis lalu 100000 untuk menjadi Hashira!" Ucap sang ayah

"Arghh!! Aku akan berusaha yahh!" Hijuro agak merengek

"Hiju-nii pasti bisa!!" Sorak Kirei lalu mulai menuju bambu yang sudah terpotong untuk menggantinya

Kamu hanya bisa tertawa kecil, dan sekarang tatapanmu tertuju pada anak yang duduk disebelahmu. Hojuro terlihat sangat tertegun melihat kakaknya berhasil. Kedua tangannys dilihat olehnya dan merasa apakah dia bisa juga atau tidak.

Anak itu mulai terlihat ragu dan agak putus asa lagi, merasa kalah pada kakaknya. Sebuah belaian di kepalanya membuat lamunan anak itu terpecah dan langsung menatapmu.

Kamu tersenyum padanya dan membuatnya yakin juga kalau dia pasti bisa. Tadi pagi kamu benar-benar merasa lega melihat anak itu mulai membuka diri lagi, berkat suamiku tentu saja.

Rencana kalian berdua akan dilaksanakan ketika anak-anak sudah libur, yaitu libur musim panas.

"Kamu pasti bisa juga nak, ibu percaya padamu" Kamu sekarang menepuk pelan pundaknya

Hojuro hanya menangguk lalu langsung turun dari engawa. Kakaknya langsung memberikan nichirin itu padanya. Tetapi sebelum dia menerima senjata itu sepenuhnya, tangannya sempat digenggam erat oleh Hijuro.

Mata merah terang milik kakaknya itu bermakna memberi keyakinan padanya. Harapannya juga besar untuk dia. Hijuro juga ingin adik kembarnya itu mendapatkan yang terbaik dan selalu tegar dalam menghadapi masalah.

Hojuro mulai mengambil posisi disebelah Kyojuro. Pria itu tidak lupa membantu mengatur kembali posisi putranya, juga mengingatkannya mengenai posisi yang sudah dibenarkannya.

Anak itu mulai melakukan hal yang sama seperti kakaknya tadi, mengucap jurus lalu melesat kedepan. Bambu itu tertebas, namun tidak ada bekas terbakar, dia belum berhasil melakukannya.

"Mungkin lain kali kamu pasti bisa nak!" Kyojuro berusaha membuat anak itu tegar

"Benar sekali Hojuro! Nii-san yakin kamu pasti bisa!" Hijuro ikut mendukung disebelahmu

The Twin Destiny (Kitsune Rengoku Kyojuro X FemReader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang