Suasana di teras kediaman masih cukup menegangkan. Bagaimana tidak? Kamu belum membuka suara setelah beberapa menit dari pengakuan Hijuro. Ryuji juga belum bagaimana cara membantunya.
Si sulung yakin pasti ibunya akan sangat marah atas perbuatan yang telah dilakukannya.
Meninggalkan rumah selama 2 tahun, membuat keluarga beserta orang terdekat sangat cemas dan khawatir, mengingkar janji terhadap para petinggi desa dan Kiriya-sama, bahkan korps pemburu iblis. Padahal dia adalah panutan bagi anggota korps tersebut.
Disinilah dirinya masih memejamkan mata dan menggenggam celananya sambil duduk berlutut.
Dia siap menerima konsekuensinya. Dia siap untuk dihukum seberat-beratnya oleh orang yang telah membawanya hadir ke dunia ini. Mau ditampar, dipukul, maupun hal menyakitkan yang lain, dia siap menerimanya karena sudah merasa berhak mendapatkannya.
Ditambah lagi, ini baru ibunya, belum lagi ayahnya nanti yang pernah dia bentak dengan kata-kata yang sangat menyakitkan.
Karena sudah merasa ini akan memakan waktu yang lama, satu tanganmu mulai diangkat. Ryuji mungkin merasa tidak tega melihat apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi pria tua itu tahu posisinya sekarang. Biarkan ini terselesaikan dengan caramu sendiri.
Tanganmu langsung diayunkan ke pipinya. Tetapi, Hijuro yang mengira dirinya akan ditampar oleh ibunya malah mendapatkan sentuhan lembut di pipinya. Kedua matanya perlahan dibuka, dia dapat melihat air mata yang mulai mengalir dari kedua mata ibunya.
"Tampar aku bu, aku seharusnya mendapatkan itu karena lebih berhak!"
Spontan, kedua lenganmu langsung memeluk putra sulungmu dengan erat. Sehingga mata Hijuro terbelalak tidak percaya.
"Ibu selalu memaafkanmu nak... Karena kamu adalah harta ibu yang paling berharga... Harta yang ibu kandung dan lahirkan... " Kamu berusaha untuk menahan isak
Ucapan dan suaramu membuat air mata si sulung langsung keluar lagi. Dia langsung membalas pelukanmu dengan kedua telinga yang turun juga.
"Maafkan Hijuro bu... Hijuro sangat minta maaf.. Terima kasih karena sudah mau memaafkan putramu yang sangat bodoh ini..." Dia terus mengatakan itu masih sambil mengeratkan pelukanmu
Kamu hanya tersenyum sambil mengelus punggungnya. Alasanmu tidak melakukan apa yang dia suruh karena kamu yakin, dia akan menyesali perbuatannya dan kembali menemuimu.
Ryuji merasa lega kamu tidak emosi setelah melihat kepulangan mendadak Hijuro. Pria tua itu hanya terkekeh sedikit melihat cucunya yang belum berhenti menangis secara diam di pundakmu.
Setiap pria pasti akan mendadak menjadi anak kecil lagi jika sudah dalam kondisi lemah terhadap ibunya. Tanganmu juga belum berhenti mengelus punggung dan ditambah kepala belakangnya sekarang.
"Ne (y/n), kamu tidak akan percaya dengan apa yang dilakukan oleh anak ini selama masih tinggal bersama ayah haha!" Ryuji berkacak pinggang sambil tersenyum lebar
"Oh ya? Apa itu yah?" Kamu mengusap matamu, masih melakukan hal seperti tadi pada si sulung karena dia belum berhenti memelukmu dengan kepala bersandar di pundakmu
Selama Hijuro tinggal bersama Ryuji, dia melalukan banyak hal yang bermanfaat.
Mulai dari mencari kerja paruh waktu untuk membantu menafkahi pria tua itu selama melakukan studi di Universitas Tokyo, hingga banyak berkontribusi membantu masyarakat disana dalam membagi ilmu untuk anak-anak yang tidak bisa sekolah karena terdampak perang.
Kebanyakan sekolah disana hancur karena bom dan menyebabkan anak-anak tidak bisa mengemban ilmu yang sangat penting. Maka dari itu lah, Hijuro membantu mereka agar bisa mengemban pendidikan lagi seperti semestinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twin Destiny (Kitsune Rengoku Kyojuro X FemReader)
Fanfiction#Book ke-3 author. Story ini merupakan season 3/final dari story "Agreement" Summary: Oyakata-sama sempat memberitahu Kyojuro dan (y/n) soal firasatnya mengenai "akan ada perbedaan diantara Hijuro dan Hojuro". Apakah ini akan mengarah ke sesuatu yan...