Tengah malam Tyo dan Romy sampai di kampung halaman Nony, untuk menghidari keributan di tengah malam. Romy mengusulkan mencari penginapan di sekitar kampung.
Romy sudah tidur dengan pulas, terdengar dari suara dengkurannya yang keras. Sedangkan Tyo masih gelisah memikirkan Nony. Entah kenapa perasaan Tyo tidak nyaman memikirkan Nony.
"Yo.. Yo.. Gue seneng akhirnya lo nemuin cinta lo lagi" Romy menguap lebar setelah dibangunkan paksa oleh Tyo
"Tapi kenapa nyusahin orang sih Yo..? Ini mah namanya, gue yang jatuh, lo yang cinta !" Romy berjalan sempoyongan menuju toilet untuk mencuci mukanya
Sungguh Tyo tega membangunkan Romy yang baru beberapa jam tertidur setelah tadi malam menyuruhnya menjadi supir.
"Rom !! Cepetan !!" Tyo menggedor pintu toilet
"Bentar Yo, gue nabung dulu !" teriak Romy
Tyo frustasi, sungguh rasanya dia sudah tidak sabar bertemu dengan Nony. Dari semalam ponsel Nony tidak bisa dihubungin. Tyo bahkan hanya tertidur selama 1 jam demi menunggu kabar dari Nony.
"Lo ga mau mandi dulu ?" Tanya Romy menatap Tyo
"Biar ga mandi, gue masih tetap ganteng" ucap Tyo cuek meninggalkan Romy
"Iyain aja, daripada gaji gue dipotong" Romy bergumam
"ROM !!!"
"SIAP BOS !"
Setelah satu jam mereka berkeliling kampung dan mencari sarapan, Tyo dan Romy akhirnya sampai di depan rumah panggung berbahan kayu. Baru mau menaikkan kaki di anak tangga, sebuah panggilan menghentikan langkah 2 pria tampan itu.
"Maaf, mas-mas niki cari siapa ?" Ibu-ibu berbadan gemuk menghampiri mereka dengan logat jawa
"Benar ini rumah Nony, Bu ?" Romy bertanya dengan sopan
"Iya benar, tapi mereka ga ada dirumah" jelas Ibu itu
"Kemana ya bu, kalau boleh tahu ?"
"Mas-mas niki sinten ?"
(Mas-mas ini siapa ?)"HAH ! Santan ?" Ucap Romy bingung
"Yo.. Kok ga nyambung ni Ibu. Ditanya apa, jawabnya santan !" Romy bicara dengan sedikit berbisik
Tyo yang memang keturunan jawa sedikit mengerti maksud dari tetangga Nony dan ikut berbicara. Mungkin karena efek kurang tidur atau kurang asupan gizi dari sang kekasih, otak Romy yang biasanya cerdas mendadak berubah menjadi bodoh.
"Saya bosnya Nony di kota, Bu" jelas Tyo
"Oalah... Pak Bos toh" Si Ibu tertawa sambil memukul lengan Romy
"Aduh... Aduh... Pak Bos sih pak bos, ga usah nabok juga tangannya, Bu ! Tu jari jempol semua lagi !" Romy mengelus lengannya yang terasa panas akibat pukulan tangan tetangga Nony itu.
"Pak bos pasti di undang juga ya, sama kaya saya" Ibu itu menatap kagum pada Tyo
"Diundang ?" Tyo bingung, jika alasan Nony tiba-tiba pulang kampung, seharusnya rumah Nony tidak sesepi sekarang.
"Iya, acara nikahan Nony dengan Saepul kan ?!" Ucap Ibu itu dengan pasti
"Menikah ?!"
"Iya, padahal loh ya si Nony itu belum selesai masa iddahnya. Gara-gara hutang sama Pak Mardi, Nony jadi harus menikah sama Saepul"
"Hutang ??"
Sungguh Tyo dan Romy semakin bingung dengan arah pembicaraan Ibu itu yang kemana-mana. Pertama diundang, lalu menikah sekarang hutang. Ada apa ini sebenarnya, dan siapa Saepul itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nony
Romance[Cerita Dewasa] "aku belum siap untuk menjalin hubungan lagi dengan seseorang, cukup begini" -Nony "cinta itu sederhana, yang rumit itu kamu !" -Tyo Mampukan Prasetyo Nugraha, seorang lelaki matang dan tampan itu menaklukan hati seorang Nony Agusti...