Romy berjalan ke dapur dengan wajah yang cerah, bahkan dia menciptakan sebuah lagu baru.
Lubang baru, alhamdulillah..
Tuk dipakai di malam ini..
Tak sama pun tak apa-apa..
Yang penting masih ada lubangnya..Sebuah lirik yang asal dengan nada lagu "Baju Baru", nyanyian Romy berhasil membuat Bi Minah tersedak teh hangatnya.
"Kenapa Bi ?" Tanya Romy tanpa dosa
"Ga papa Pak, bapak mau apa ? Biar saya ambilkan !" tawar Bi Minah ketika melihat majikannya membuka kulkas di dapur
"Ga usah Bi, cuma cari cemilan sambil nunggu Susan ngelonin Rachel !"
Lagi-lagi Romy menyanyikan lagu ciptaannya ketika keluar dapur melewati Bi Minah.
"Ya Allah gusti, punya majikan kok gini banget !" Bi Minah mengelus dada karena tersedak kedua kalinya
Romy terus tersenyum sambil menikmati cemilan di ruang keluarga, dia memberi waktu Susan setengah jam untuk menidurkan Rachel di kamar. Membayangkan akan berbuka puasa setelah 42 hari membuatnya bahagia.
Apalagi efek kambing guling dan gulai tadi membuat Santiago mulai bangun, Romy tak sabar lagi menunggu Rachel tidur. Dia menuju kamarnya, dan berharap putri cantiknya itu sudah tidur.
Romy menatap kesal pada Susan yang ikut tertidur memeluk Rachel, Romy memindahkan Rachel ke box bayi dengan perlahan. Setelah dirasa anaknya aman dan nyaman, dia menaiki kasur menggantikan posisi Rachel.
Wajah Romy berada tepat di depan satu payudara Susan yang keluar dari balik baju tidurnya.
"Sebenernya Abang mau biarin Neng tidur, tapi Si Neng mancing-mancing sih. Hihi... Rachel, Papah minta dikit ya cucunya !" Romy bicara sendiri di depan payudara Susan yang sudah membuat Santiago sesak di bawah sana
Romy menghisap lembut ujung payudara Susan, Romy tersenyum geli di sela emutannya, ketika melihat dirinya sekarang seperti Rachel yang sedang menyusu.
"Eugh.." Susan melenguh, ketika tangan Romy meremas bokongnya dan merapatkan tubuh mereka
Romy membuka baju tidur Susan, Romy mendorong Susan untuk tidur terlentang dan dia menindihnya dari samping. Bibir Romy beralih ke leher Susan, dikecupnya dengan keras hingga meninggalkan bekas merah.
"Abang..." Susan terbangun
"Neng, buka puasa yuk !" Romy masih terus mengecup dan menjilat leher Susan
"Hah ? Kan bukan bulan puasa Bang ?" Sepertinya Susan belum sepenuhnya sadar
Romy tak mau banyak bicara, dia tidak akan membuang waktu. Sekarang sudah ada polisi cilik yang tidak tahu kapan akan menyalakan suara alarm tangisan untuk menghentikan kegitan panas mereka.
"Aaakhh... Abang !!!" Susan mendesah keras ketika mulut Romy turun ke payudaranya dan menghisap dengan kuat secara bergantian
"Sssttt... jangan ribut Neng !!" Romy menutup mulut Susan dengan satu tangannya
"Mmphh.." Susan bergerak gelisah dengan suara desahan tertahan karena satu tangan Romy yang lain mulai menyentuh miliknya yang basah
"Neng, masih ada lubangnya kan ?!"
Sebuah pertanyaan yang berhasil membuat mata Susan yang tadinya terpejam menikmati sentuhan menjadi terbuka lebar, Susan menepis tangan Romy yang menutup mulutnya dengan kasar.
"Minggir gak !! Abang bikin ga nafsu lagi !!" Susan menggerakan tubuhnya untuk mengusir Romy yang masih menempel padanya
"Eh.. Eh.. ampun Neng, jangan dong !! Abang kan cuma tanya, takutnya dokternya jahitnya keterusan !"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nony
Romansa[Cerita Dewasa] "aku belum siap untuk menjalin hubungan lagi dengan seseorang, cukup begini" -Nony "cinta itu sederhana, yang rumit itu kamu !" -Tyo Mampukan Prasetyo Nugraha, seorang lelaki matang dan tampan itu menaklukan hati seorang Nony Agusti...