Kenal Secara Resmi

26.4K 1.3K 4
                                    

Setelah aksi kabur yang gagal, akhirnya Nony menurut saja pada pemilik rumah besar ini, demi keselamatannya.

Sang tuan rumah mengajaknya untuk makan siang, Nony pun menurut karena memang perutnya terasa lapar. Kapan lagi makan enak tanpa mengeluarkan uang pikirnya.

Nony yang merasa dipandangin terus oleh Tyo menjadi salah tingkah sendiri, bahkan sesekali tersedak. Tyo tersenyum melihat tingkah Nony, rasanya Tyo lebih tertarik memakan Nony sekarang dibanding dengan makanannya.

"Tenang aja, ga usah takut gitu. Kita ga cuma berdua kok dirumah ini" Tyo bisa melihat kalau Nony saat ini merasa risih dengannya

"Maksud bapak ?"

Nony menatap Tyo takut, apa ada makhluk lain di antara mereka, apa Tyo seseorang yang mempunyai indera keenam. Nony menaruh sendok garpunya di atas piring dan merapatkan tubuhnya di meja makan.

Tyo tergelak melihat tingkah Nony, ada apa dengan wanita ini. Kenapa wajahnya jadi terlihat takut. Dan apa itu, kenapa menempelkan payudaranya yang besar itu ke pinggir meja. Apa dia sengaja mengujiku, arrgh... Tyo sangat frustasi.

"Ekhm... Maksud saya, di belakang ada asisten rumah tangga dan supir saya. Jadi kita tidak berdua saja di rumah ini, jadi jangan berfikiran macam-macam tentang saya"

Sungguh mulut dan otak Tyo tidak sejalan, padahal sejak tadi matanya tak lepas memperhatikan dua aset Nony yang terlihat sesak, karena terhimpit di pinggiran meja makan.

"I-iya maaf pak, dan terima kasih"

"Lanjut lagi makannya, ga da hantu kok" ucap Tyo terkekeh

"Saya sudah kenyang pak. Boleh saya pulang ?" Setelah menghabiskan makanannya, Nony berpamitan untuk pulang

"Boleh, tapi jawab dulu pertanyaan saya. Kenapa kamu tadi menangis ?" Tyo melipat kedua tangannya di atas meja, menatap Nony dengan intens yang duduk di seberangnya

"Eh.. mmm.. itu, tadi saya melakukan kesalahan di kantor pak" di tatap begitu, Nony kembali salah tingkah

"Apa kamu selalu diperlakukan begitu di kantor ?"

"Ti-dak pak, tidak. Tadi memang saya yang salah"

Padahal Tyo sudah tahu semuanya dari informasi yang diberi Romy tadi pagi, tapi Tyo ingin mendengar langsung dari mulut Nony. Dan seperti dugaannya, Nony memang wanita yang baik, dia menutupi orang-orang yang sering menghinanya di kantor.

"Satu lagi pertanyaan saya, kenapa baju kamu selalu basah dibagian itu ?"

"Hah ? Maksudnya pak ?" Nony bingung dengan tatapan Tyo

"Itu !"

Tyo menunjuk bagian depan baju Nony, baju batik berwarna coklat muda itu terlihat basah di bagian dadanya.

"Eh.. Di mana toiletnya pak ?"

Nony bertanya sambil berlari ke arah sofa ruang keluarga mengambil tas pompa ASInya dan kembali ke meja makan.

"Sebelah kiri dapur" jawab Tyo

Lima belas menit sudah Nony berada di toilet, Tyo sudah menyelesaikan makannya. Sebenarnya Tyo tahu apa yang dilakukan Nony. Tapi tetap saja Tyo khawatir dengan Nony yang sangat lama berada di dalam toilet.

My NonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang