Nony bangun dengan mata yang sedikit bengkak dan hidung yang memerah. Semalam setelah perdebatannya dengan Tyo, dia menangis memikirkan hubungan mereka ke depannya.
Tak bisa dipungkiri kalau Nony sudah jatuh hati dengan pesona Tyo, jangan lupakan juga kebaikan Tyo yang melunasi hutangnya.
Tapi keraguan masih memenuhi hati Nony. Berbagai prasangka dan pertanyaan menghantui pikirannya sejak semalam. Apa Tyo akan menyayangi anaknya dengan tulus ?! Apakah keluarga Tyo nanti akan memaklumi statusnya ?!
Jika Nony bukan janda dan seorang ibu, dia akan l senang hati menerima cinta Tyo, bahkan tanpa diminta pun, Nony yang akan menyerahkan diri pada Tyo.
Perbedaan usia juga jadi pertimbangan untuk Nony, selisih usia 8 tahun antara mereka, membuatnya bertambah ragu. Apalagi sebelumnya Nony hanya mengenal satu pria yaitu almarhum suaminya yang usianya sama dengannya.
Nony dengan tidak semangat berangkat kerja. Ketika dia menuruni tangga, dia dikejutkan dengan kehadiran supir kantor yang menunggunya. Di mana Tyo ?!
"Mas Tyo, eh.. Pak Tyo kemana ya ?" Nony bertanya pada supir yang sedari tadi hanya diam tidak menjelaskan apa pun.
"Pak Tyo sedang ada urusan, Bu" jawab supir itu sopan
"Urusan apa ?! Kenapa tidak ada di jadwal saya ?!" Nony memeriksa lagi agenda Tyo hari ini di tabletnya
"Maaf Bu, saya kurang tau !"
Nony menyandarkan punggungnya pada kursi mobil, dia menatap kosong ke arah luar jendela mobil. Sungguh dia merasa hampa tanpa kehadiran Tyo.
—-oOo—-
Nony menatap kosong ke arah laptop yang menyala, bahkan tanpa sadar air matanya menetes. Sesampai kantor dia mendapat berita kalau Tyo sedang melakukan perjalanan bisnis di luar kota.
Nony mencoba menelpon Tyo, tapi ponselnya tidak aktif. Nony merasakan kembali kesedihan yang sama ketika di tinggal oleh Ardiansyah 4 bulan lalu.
Romy memasuki ruangan Nony dan mengajaknya untuk meeting di luar kantor. Selama Tyo ke luar kota, Romy akan mengambil alih tanggung jawab Tyo sebagai CEO.
"Kenapa mata lo, eh.. mata kamu bengkak gitu ?!" Romy bertanya setelah mereka berada di dalam mobil
"Ga papa Pak !" Jawab Nony malas
"Dih !! Tyo mah ga usah digalauin, bisa tambah gede ntar burungnya, eh ! kepalanya maksudnya.." Romy memukul mulutnya yang sangat tidak sopan kepada calon istri sang bos.
Mendengar nama Tyo, Nony kembali sendu. Suara, senyuman menggoda, dan ucapan manisnya seolah berputar-putar di pikiran Nony.
"Non.. Non.."
Suara Romy menyadarkan lamunan Nony tentang Tyo, Romy sudah turun dari mobil dan memanggil Nony yang hanya diam di mobil.
"Eh.. Iya, maaf Pak!" Nony merasa bersalah karena membuat Romy menunggunya
"Ternyata ga cuman lo Yo yang bucin, nony-nony lo ini juga !! Hedeh.." Romy mengabaikan Nony yang masih tertinggal di belakangnya
Pembahasan tentang proyek kerja sama berjalan lancar meski tanpa hadirnya Tyo, entah karena kesigapan Romy dalam menggantikan Tyo, atau karena calon patner kerjasamanya yang hanya mengangguk setuju karena fokusnya teralihkan pada wanita cantik yang berada di sebelah Romy.
"Jadi bagaimana Pak Dio ?" Tanya Romy setelah membereskan pekerjaannya
"Saya setuju, apa pun hasilnya saya setuju ! Karena pembahasan pekerjaan sudah selesai. Kita bisa kembali ke mode santai dan menikmati makan siang bukan ?!" Tawar Dio
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nony
عاطفية[Cerita Dewasa] "aku belum siap untuk menjalin hubungan lagi dengan seseorang, cukup begini" -Nony "cinta itu sederhana, yang rumit itu kamu !" -Tyo Mampukan Prasetyo Nugraha, seorang lelaki matang dan tampan itu menaklukan hati seorang Nony Agusti...