Nony sampai kampung halamannya pada sore hari, begitu turun dari mobil biro perjalanan. Nony langsung buru-buru masuk kerumah, sebelum ada yang melihatnya pulang kampung, demi menghidari mata-mata dari Pak Mardi dan Saepul.
"Ibu... Bapak..." Panggil Nony
Nony mengerutkan dahinya, kemana kedua orangtuanya. Bukankah mereka bilang bila anak Nony sedang sakit, apa mereka sedang membawa anaknya berobat.
Nony sudah memeriksa kamar orang tuanya dan kamarnya, tapi orangtuanya tetap tidak ada. Ingin bertanya ke tetangga, tapi Nony takut ketahuan kalau dia sudah pulang dari kota.
Nony menuju dapur untuk mengambil minum, begitu dia membuka gorden pembatas antara dapur dan ruang tengah. Nony dikejutkan oleh pemandangan di depannya.
"Halo... Sayang !!"
Saepul menyambut Nony dengan seringai di wajahnya, Saepul berdiri di antara kedua orang tua Nony yang sedang duduk memangku anak Nony di kursi makan.
Nyawa Nony seakan tercabut dari tubuhnya, melihat sang ibu menangis dengan memangku putrinya yang sedang tertidur. Sedang sang ayah hanya bisa melihat Nony dengan tatapan sendunya.
"Selamat datang, calon istriku !"
Saepul mendekati Nony, mencengkram lengan kiri Nony dengan kencang sehingga membuat Nony meringis. Pak Tamrin, ayah Nony dengan refleks berdiri untuk melindungi putrinya tapi ditahan oleh kedua pengawal Saepul yang berbadan kekar.
"Jangan sakiti Nony tuan" mohon Pak Tamrin
"Sopo sing tega nyakitin cah ayu koyo ngene to Pak"
(siapa yang tega menyakiti anak cantik kaya gini sih Pak)"Aku lo malah pengen ngawinin, hehe" ucap Saepul sedikit berbisik di telinga Nony yang membuat Nony sangat takut.
"Saya bakal lunasi hutang saya, tapi saya mohon lepaskan ibu, bapak dan anak saya tuan"
"Cup.. Cup.." Saepul mengusap air mata Nony yang mengalir di pipi mulusnya
"Ojo nangis to sayang"
(jangan nangis dong sayang)Ucap Saepul dengan lembut, tapi sangat menyeramkan bagi pendengaran Nony.
"Kamu mau bayar pake apa ? HAH !!!" tiba-tiba Saepul berteriak di telinga Nony.
"Aaaaa... Bayar pake tubuh kamu aja gimana ?" Saepul menyusuri tubuh Nony dengan matanya
"Jangan tuan, saya masih dalam masa iddah"
Nony menggelengkan kepalanya, sungguh Nony tidak mau menikah dengan Saepul. Lelaki tempramen, gila dan cabul.
"ARRRGGHH !!!"
BRAK...
Saepul menggebrak meja makan di rumah Nony, membuat semua yang ada disitu ketakutan, bahkan anak Nony yang sedang tertidur langsung bangun karena terkejut dan menangis dengan kencang.
Nony langsung berlari untuk menggendong anaknya yang baru genap berusia 2 tahun itu, dikecupnya berulang kali kening putrinya yang wajahnya sangat mirip dengan almarhum suaminya.
Saepul tersenyum licik melihat interaksi ibu dan anak itu, dengan cepat Saepul merebut anak Nony. Anak Nony menangis kencang di pelukan Saepul, Nony panik dan berusaha merebut anaknya lagi.
"Persetan dengan masa iddah, kalau kamu mau anak kamu kembali. Kamu harus menikah denganku" ancam Saepul
"kembalikan anak saya, saya mohon" Nony masih berusaha merebut anaknya dari tangan Saepul
"Pilihannya hanya 2, kamu nikah dengan aku, atau anakmu akan aku ambil"
Nony sudah terduduk di lantai rumahnya, Nony menangis tersedu-sedu. Nony harus mengambil keputusan demi anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nony
Romance[Cerita Dewasa] "aku belum siap untuk menjalin hubungan lagi dengan seseorang, cukup begini" -Nony "cinta itu sederhana, yang rumit itu kamu !" -Tyo Mampukan Prasetyo Nugraha, seorang lelaki matang dan tampan itu menaklukan hati seorang Nony Agusti...