Kisah Pitung & Santiago 18+ (extrachap)

18.5K 787 51
                                    

Tyo berbaring di sebelah istrinya yang tertidur lelap. Selama 10 hari mengurus bayi, Tyo baru tahu betapa susahnya menjadi seorang ibu. Anaknya bisa tidak tau waktu menangis, terkadang saat tengah malam dan baru akan tidur kembali menjelang subuh.

Tyo menatap dalam wajah cantik yang terlihat lelah itu, kantung mata mulai terlihat di bawah mata indah Nony. Tyo mendesah ketika Pitung bangun di saat yang tidak tepat, hanya dengan menyentuh bibir Nony saja dia sudah bangun dengan sempurna.

Selama 10 hari ini Tyo sudah berusaha meredam hasratnya, dia tahu Nony sudah cukup lelah mengurus bayinya. Nony juga tidak mau Tyo menyewa seorang babysitter. Cukup pengasuh Kira dan Serkan serta Bi Surti saja yang ada di rumah mereka.

Nony tidak terlalu suka banyak orang asing yang berada di rumahnya, entah korban sinetron atau drama. Nony berfikiran orang asing yang berada di rumah mereka hanya akan menjadi masalah ke depannya nanti, apalagi kalau wanita muda.

Cukup masa lalu Tyo saja yang mengganggu hubungan mereka kemarin, orang baru jangan sampai datang lagi mengganggu di kehidupan rumah tangga mereka ke depannya.

"Huh.." Tyo membalik badan membelakangi Nony, rasanya tak nyaman ketika bagian bawahnya mengeras seperti ini.

Tyo duduk di pinggir tempat tidur menatap ke arah Pitungnya yang mulai menonjol. Baru akan berdiri, tangannya di tarik oleh Nony. Tyo kembali duduk dan menoleh ke arah istrinya.

"Kenapa bangun sayang ?" Ucap Tyo lembut melihat istrinya yang ikut duduk dipinggir tempat tidur

"Mas kenapa ga tidur ? Baru selesai kerjanya ?" Nony merapikan rambutnya dan mengikatnya tinggi sehingga menampakan kulit leher yang putih

Glek...

Pitung tambah meronta-ronta di bawah sana melihat pemandangan itu, leher putih serta payudara yang menonjol dengan sedikit basah di ujungnya menjeplak di daster tipis Nony.

Beberapa hari ini Tyo sengaja masuk kamar setelah Nony tertidur, karena tak sanggup melihat Nony menyusui anaknya.

"Kamu tidur lagi ya, Mas mau ke toilet dulu !"

Tyo berjalan terburu-buru menuju toilet meninggalkan Nony yang masih duduk dipinggir tempat tidur menatapnya heran.

Di toilet, Tyo melepas celananya dan melakukan ritual pijat plus-plus pada Pitung yang mengeras.

Ceklek...

Pintu toilet terbuka, Nony masuk karena Tyo lupa menguncinya. Tyo yang semula membelakangi pintu menoleh dan menampakan adegan di mana tangannya sedang mengelus-ngelus Pitung.

"Kenapa Mas ga bilang ?" Nony berjalan santai mendekati Tyo

"Sayang, kamu mau apa ?" Tyo kaget ketika Nony jongkok di hadapannya dan menyiram Pitung dengan air untuk membersihkan sabun yang mulai berbusa

"Aku mau bantuin Mas buat nidurin Si Pitung yang nakal ini !" Nony menyentuh ujung kepala yang terbelah itu

"Arrgghh !!"

"Mas, dia gerak-gerak !" Nony malah memandang kagum pada Pitung yang bergerak sendiri

"Sayang... Ahhh... M-mas, u-udah ga tahan !!" Tyo menarik kepala Nony untuk mendekat ke arah Pitung

"Sabar Mas.." Nony sengaja menggoda

"Arrghh.... Nony !!!"

—-oOo—-

Jika Tyo sedang menikmati servis memuaskan dari Nony, berbeda dengan Romy yang berwajah masam di depan istrinya.

"Sabar dong Bang, habis dedeknya bobo nanti kita lanjut lagi !"

My NonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang