Liburan 18+ (extrachap)

13.9K 511 26
                                    

"Kita mau kemana Mas ?" Ini sudah pertanyaan Nony yang kelima sejak tadi malam, Tyo masih merahasiakan tujuan mereka berlibur

"Issh... Mas Tyo budeg !" Nony melipat kedua tangannya di dada, merasa kesal karena Tyo hanya menjawab dengan senyuman

"Pemarah sekali, jadi pengen makan kamu!" Tyo mencolek lengan Nony

"Ekhem" Bi Surti dan pengasuh Kira berdehem di kursi belakang, mereka tak sanggup melihat keromantisan Tyo dan Nony yang tak mengenal tempat dan waktu itu

"Mas ih, malu tu dilihatin !" Nony menutup wajahnya yang memerah

Tyo tersenyum bahagia bisa melihat ekspresi lain dari wajah istrinya setelah 2 minggu ini yang selalu bersedih dan menangis.

3 jam berkendara, Tyo memarkirkan mobilnya di depan sebuah villa yang berada ditengah persawahan. Hamparan tanaman padi yang masih hijau sungguh memanjakan mata yang lelah dengan padatnya suasana perkotaan.

Suara ribut-ribut di halaman villa dan suara pintu mobil yang tertutup membuat Nony terbangun, dia melihat dari dalam mobil Romy sedang berlarian bersama Hendri.

Nony tersenyum melihat Tyo yang memanggil Romy untuk menurunkan barang-barang dari bagasi mobil. Mulut Romy terlihat mengomel, tapi tetap berjalan menuju mobil untuk membantu Tyo.

"Sayang kamu sudah bangun ?" Tyo melihat Nony turun dari mobil

"Iya Mas, tempatnya indah banget !" Nony berjalan sedikit menjauh dari villa untuk menikmati pemandangan sore hari yang indah di sekitar persawahan.

"Kamu suka ?" Tyo memeluk Nony dari belakang

"Suka Mas, terima kasih ya Mas buat liburannya !" Nony memiringkan kepala untuk memberi tempat pada kepala Tyo di pundaknya

"Terima kasih juga sudah mau tersenyum lagi !" Tyo mengecup pipi kiri Nony

"Hedeh... Nasib jadi bawahan ya gini, liburan pun tetap harus menuruti perintah bos !" Keluh Romy dengan membawa beberapa perlengkapan Tyo dan keluarga

"Yo... Asisten lo protes Yo !" Hendri bicara dengan keras untuk mengadu pada Tyo

"Kakak tiri kampret !!!"

—-oOo—-

Suasana malam yang dingin berbanding terbalik dengan hawa di dalam kamar Tyo dan Nony. Lampu tidur berwarna kuning menjadi saksi bisu bagaimana bibir tebal Tyo menghisap kuat bibir Nony.

Suara decapan dari kedua bibir yang saling menyatu itu, membuat Pitung bangun dengan sempurna dari balik celana pendek hitam Tyo. Hampir 2 bulan Pitung tidak melaksanakan kewajibannya karena pendarahan yang dialami Nony selama kehamilan.

Nony berdiri dan membuka dasternya di depan Tyo yang duduk dipinggir ranjang, Tyo hanya menyaksikan Nony membuka secara bergantian bra dan celana dalam tepat di depannya.

Nony seolah tahu dengan tugasnya, dengan tubuh polosnya Nony mendekat ke arah Tyo yang juga membuka kaosnya. Nony menempelkan tubuh telanjangnya ke arah Tyo. Kedua tangannya meremas lembut rambut lebat Tyo.

Tyo tak tinggal diam, bibirnya menempel sempurna di perut Nony. Tyo mengecup perut Nony dengan gerakan memutar, sesekali lidahnya keluar untuk menyapu perut Nony yang tidak serata dulu.

Nony mendesah dengan kepala mendongak merasakan sensasi geli di perutnya, semakin geli rasa di perutnya maka semakin keras juga remasan di kepala Tyo.

"Masshh..." Nony menunduk dan memegang kedua pipi Tyo untuk melihat ke arahnya

"Hemm.." Tyo mengecup puncak payudara Nony bergantian

"Jangan lupa pakai pengaman !" Nony membungkukkan tubuhnya untuk mencium bibir Tyo yang basah

My NonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang