Happy Reading;))
•••
Sudah memasuki waktu Magrib, Aisyah bahkan tak mau melepaskan pelukannya pada Gus Hanan. Ia sama sekali tak membiarkan Gus Hanan untuk mandi sedari pulang dari Malang. Jika Gus Hanan melepaskan pelukannya, ia bisa merasakan, jika melihat gerakan dari Aisyah, Gus Hanan jadi tak tega untuk beranjak.
Setelah merasakan Aisyah kembali terlelap, Gus Hanan berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Aisyah dan berhasil. Ia kemudian turun dengan sangat pelan dari tempat tidur lalu berjalan menuju kamar mandi.
Aisyah menggeliat dalam tidurnya setelah ia tak merasakan ada Gus Hanan lagi dalam pelukannya. Ia membuka matanya pelan, matanya melirik ke tempat tadi Gus Hanan merebahkan dirinya dan sekarang kosong.
Dengan spontan Aisyah bangun karena khawatir, ia kemudian bisa bernafas lega setelah mendengar percikan air di dalam kamar mandi, dapat ia pastikan kalau itu adalah Gus Hanan.
Aisyah mengucek matanya, pemandangan indah yang pertama kali yang ia lihat adalah Gus Hanan yang keluar dari kamar mandi sambil mengusap kepalanya yang basah, tubuh Gus Hanan yang bertelanjang dada membuat Aisyah dengan susah payah meneguk ludahnya pelan.
Pertama kalinya ia melihat tubuh Gus Hanan tanpa baju, karena malu dengan cepat Aisyah memalingkan wajahnya dari tubuh Gus Hanan.
"Udah bangun?" Gus Hanan berjalan mendekati Aisyah yang berada di atas tempat tidurnya.
"Jangan mendekat, itu rambutnya masih basah, astagfirullah!" Aisyah menahan agar Gus Hanan tak mendekati dirinya.
"Makanya keringin," pinta Gus Hanan dengan nada manjanya. Ia menyerahkan handuk yang semula berada di tangannya ke arah Aisyah.
Aisyah beranjak dari tempat tidurnya untuk membantu Gus Hanan mengeringkan rambutnya. Baru sedikit ia bergerak, rasa nyerinya kembali menyerang membuat ia kembali meringis dan meremas perutnya lagi.
"Sakit a', perut Aisyah sakit banget," rintih Aisyah meremas perutnya.
Gus Hanan kembali dibuat khawatir dengan kondisi istrinya. Ia kemudian mendekat, hal pertama yang ia lakukan adalah mengelus perut Aisyah dengan lembut.
Merasa sedikit lumayan, Aisyah meraih handuk yang berada di sampingnya yang Gus Hanan letakan tadi lalu mengusap rambut Gus Hanan yang masih terlihat basah.
"Udah mendingan?" tanya Gus Hanan.
"Udah tapi elusin lagi," pinta Aisyah. Gus Hanan tak hanya mengelus, ia juga mencium perut Aisyah dengan lembut. Darah Aisyah terasa berdesir mendapatkan perlakuan suaminya yang seperti itu, sungguh manis.
"A'a mau sholat?" tanya Aisyah.
"Iya, kamu mau apa biar a'a ambilin?" tanya balik gus Hanan.
"Nggak ada, a'a sholat aja dulu, Aisyah mau mandi dulu bentar," ucap Aisyah. Gus Hanan mengangguk setuju, ia kemudian membantu Aisyah untuk berdiri menuju kamar mandi.
"Bisa mandi sendiri? Mau a'a mandiin?" tanya Gus Hanan setengah menggoda Aisyah.
"A'a ish!" rengek Aisyah.
"Bercanda sayang, udah sana masuk ke dalam, mandi yang bersih ya," ucap Gus Hanan.
Setelah di dalam kamar mandi, Aisyah mengunci pintunya lalu bergumam menatap dirinya di dalam cermin.
"Kok Gus Hanan makin hari makin aneh sih, bisa aja bikin Aisyah baper kayak gini, astagfirullah," gumam Aisyah.
Ia kemudian memulai ritual mandinya sebelum keburu malam hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
H A N A N & A I S Y A H [END]
General Fiction⚠️HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA CERITA INI!!⚠️ 🍁🍁Spiritual, romance, religius 🍁🍁 ••• "Aku mencintainya karena Allah bukan karena kesempurnaannya." -Hanan Ahmad Hisyam- ••• "Terima kasih karena telah mencintaiku dan membuatku meras...
![H A N A N & A I S Y A H [END]](https://img.wattpad.com/cover/289185052-64-k718677.jpg)