40. Pernyataan Yunus 🌾

3.7K 339 18
                                    

Happy Reading;))
•••

“Aisyah? Kamu Aisyah ‘kan?”

Aisyah yang baru saja datang dikejutkan oleh seseorang yang kini berdiri menghadang dirinya sambil bertanya untuk memastikan bahwa dia benar-benar Aisyah.

“Iya, kenapa?”

“Syukurlah gue ketemu lo di sini, ada yang nungguin lo di taman,” ucapnya.

“Siapa?” tanya Aisyah penasaran.

“Nggak tahu, mending lo langsung ke sana aja deh,” katanya.

“Okey, makasih ya.”

“Sama-sama, gue permisi dulu.”

Aisyah terdiam sejenak, siapa yang tengah menunggunya di taman dan ada apa gerangan? Apakah dia harus ke sana untuk melihatnya atau tidak, tapi dia sangat penasaran siapa itu?

“Ke sana aja kali ya,” monolog Aisyah.

Kakinya langsung melangkah menuju taman yang berada di bagian samping kampus. Jantungnya sudah berdebar kencang karena penasaran, takutnya ada apa-apa?

Sampainya Aisyah ditaman, matanya melirik kesana-kemari mencari orang yang tadi katanya sedang menunggu dirinya itu.

Dan akhirnya, mata Aisyah kini menangkap sosok yang tengah
duduk membelakanginya. Ia sangat penasaran, kakinya melangkah semakin dekat.

Dari belakang, punggung orang itu seperti tidak asing tapi siapa? Bukan suaminya, laki-laki itu ada urusan jadi ia sibuk untuk sekedar menyiapkan semua ini untuknya.

Tak jauh dari tempat laki-laki itu duduk, ada banyak balon berwarna-warni di sana. Yang paling membuat Aisyah kaget ialah tulisan yang berada didekat balon itu.

Will you marrie me?

Siapa yang menyiapkan itu semuanya, ada apalagi sekarang? Apakah akan ada masalah baru lagi di rumah tangganya.

Menyadari kehadiran Aisyah, orang yang membelakanginya tadi kini berdiri sebelum berbalik menghadap Aisyah.

“Hai Aisyah,” sapa orang tersebut.

Mata Aisyah membulat sempurna ketika melihat orang yang menyapanya tersebut. Matanya menyipit ke arah depan, semoga saja ia salah lihat.

“Kak Yunus,” ucap Aisyah.

Itu Yunus, senior Aisyah. Ternyata laki-laki itu yang menunggu dirinya tapi ada apa? Semoga tidak ada hubungannya dengan surat waktu itu.

“Kakak ngapain di sini dan apa semua ini? Kakak tidak sedang merencanakan sesuatu ‘kan?”

Yunus tersenyum simpul, sebelum menjawab pertanyaan Aisyah. Ia mendekat ke arah Aisyah dan memberikannya buket bunga yang ia pegang sedari tadi.

“Ini apa maksudnya nih?”

Setelah Aisyah menerima bunga itu dengan raut wajahnya yang bingung bercampur penasaran. Yunus justru berjongkok di hadapan Aisyah lalu mengeluarkan sesuatu didalam saku jaket hitam yang ia pakai.

Sebuah cincin?

“Aisyah, aku tahu ini terlalu cepat tapi aku tidak bisa menunggu terlalu lama lagi. Aku takut jika nanti ada yang lebih dulu datang melamarmu, sebelum semua itu terjadi, aku lebih dulu memberanikan diri untuk datang langsung padamu untuk menyatakan rasa yang selama ini aku pendam,” ucap Yunus panjang lebar.

Aisyah sangat terkejut mendengar itu, bagaimana mungkin Yunus yang notabenya kakak tingkat Aisyah justru menyukainya. Ini akan menjadi masalah baru lagi jika tidak segera di luruskan.

H A N A N  &  A I S Y A H  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang