Happy Reading;))
•••
Seminggu telah berlalu, Aisyah tak pernah merasa lelah untuk mencari pendonor mata untuk suaminya. Beberapa hari di rumah sakit, Gus Hanan sudah diizinkan untuk pulang ke rumah. Tak hanya Aisyah, Abi dan juga Yusuf juga ikut mencarikan pendonor mata untuk Gus Hanan.
Aisyah sudah kembali masuk kuliah beberapa hari lalu, ia tak bisa absen terlalu lama lagi. Dirinya sudah ketinggalan banyak mata pelajaran karena izin kecelakaan kemarin. Dan sampai sekarang belum ada satupun dari temannya yang tahu kalau dirinya kecelakaan dan sudah menikah, entah sampai kapan Aisyah merahasiakan itu semuanya. Ia juga bingung bagaimana cara untuk mengatakan pada kedua temannya.
“Kamu udah makan?”
Gus Hanan tersenyum manis, walaupun ia tak bisa melihat wajah cantik istrinya tapi mendengar suaranya saja sudah membuat hati Gus Hanan tenang.
“Salam dulu sayang,” tegur Gus Hanan.
Aisyah cengegesan. “Lupa kapten.” Aisyah keluar lagi dan kembali membuka pintu kamarnya seraya mengucapkan salam. “Assalamu'alaikum ya habibal qolbi!!” seru Aisyah lantang
“Wa'alaikumus salaam,” jawab Gus Hanan. “Peluk dong,” pintanya.
Itu selalu Gus Hanan lakukan setelah Aisyah pulang dari kuliah, ia selalu meminta pelukan pada istrinya itu. Katanya, walaupun ia tak bisa melihat wajah Aisyah tapi ia bisa merasakan dekapan hangat istrinya.
“Ututututu, anak Uma pengen dipeluk, Nak? Sini sayang biar Uma peluk,” ucap Aisyah terkekeh kecil lalu memeluk suaminya.
“Uma lama banget pulangnya, Adek udah lama nungguin Uma loh?” Suara Gus Hanan dibuat persis seperti suara anak kecil yang sedang merajuk pada ibunya.
“Iya sayang, maaf ya, Nak. Tadi Uma ada kelas tambahan jadi agak lama pulangnya, sekarangkan Uma udah pulang, Adek senang nggak?”
“Senang banget Uma,” sahutnya antusias.
“Oh iya a', nanti kamu ikut ke acara lamaran Bang Abi?” tanya Aisyah.
Hari ini merupakan hari lamaran abangnya, Abidzar. Laki-laki itu akan segera menikahi wanita yang sudah ia tunggu sejak lama, sebenarnya dari dulu Abi ingin melamarnya tapi dia ingin memantaskan diri terlebih dahulu sebelum menemui orang tua wanita itu.
“Kayaknya nggak deh, kamu aja yang pergi ya,” jawab Gus Hanan.
“Kok nggak, kenapa?”
“Aku dirumah aja,” jawabnya. “Kamu aja yang pergi ya,” imbuhnya.
“Nggak mau!!” tolak Aisyah.
“Kenapa?” tanya Gus Hanan.
“Kalau kamu nggak ikut terus ngapain aku harus ikut coba? Aku nggak mau ninggalin kamu di sini sendirian,” jawab Aisyah.
“Kok gitu?”
“Aisyah itu matanya a'a sekarang, masa ia ada mata yang ninggalin tubuhnya, nggak lucu ‘kan?” Gus Hanan tersenyum tipis.
“Emang nggak lucu, Syah. Kan lagi nggak ngelawak,” kekeh Gus Hanan.
“Ish!! Kok nyambung ke ngelawak sih? Aneh kamu?!” Aisyah mencebik.
“Iya maaf sayangku,” ucap Gus Hanan.
“Lepas dulu pelukannya ya, Aisyah mau mandi dulu, udah gerah tau!!”
Gus Hanan melepaskan pelukannya pada sang istri, ia membiarkan Aisyah membersihkan diri terlebih dahulu.
Setelah pelukan suaminya terlepas, Aisyah segera menuju kamar mandi. Tas yang tadi ia bawa sudah ia lemparkan ke atas tempat tidurnya. Sebelum benar-benar masuk ke dalam kamar mandi, ia mengecup singkat kedua pipi suaminya sehingga membuat laki-laki itu kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
H A N A N & A I S Y A H [END]
General Fiction⚠️HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA CERITA INI!!⚠️ 🍁🍁Spiritual, romance, religius 🍁🍁 ••• "Aku mencintainya karena Allah bukan karena kesempurnaannya." -Hanan Ahmad Hisyam- ••• "Terima kasih karena telah mencintaiku dan membuatku meras...
![H A N A N & A I S Y A H [END]](https://img.wattpad.com/cover/289185052-64-k718677.jpg)