1. Aisyah Lestari 🌾

13.7K 888 19
                                    

Happy Reading;))
•••

Seorang gadis dengan seragam balutan sekolah lengkap berdiri di depan pagar sekolah untuk menunggu jemputannya. Sekitar 10 menit telah berlalu, semua temannya sudah pulang bahkan sekolah sudah hampir sepi tapi belum ada siapapun yang menjemput dirinya.

"Ini orang rumah nggak lupain Aisyah 'kan? Kok pada belum jemput sih," keluh gadis berjilbab tersebut sambil mengibaskan tangannya karena panas.

Ia sekali lagi melirik arloji yang berada di tangan kirinya, helaan nafas keluar dari bibir mungilnya.

"Bareng gue aja yuk!!" ajak seseorang yang tiba-tiba berhenti di depannya dengan menggunakan motor sport.

Aisyah melirik sinis ke arah orang tersebut sedangkan yang dilirik hanya menunjukkan cengiran polosnya.

"Kenapa lo lagi sih yang muncul?" Aisyah menunjukkan wajah datarnya di depan Adam. Laki-laki yang selalu menganggu dirinya kapanpun dan di manapun.

"Karena kita jodoh, Syah," jawab Adam mengundang tatapan tajam dari Aisyah.

"Idih!! Jodoh lo itu Hawa, Dam. Bukan Aisyah," sela Aisyah cepat. Ia tak suka kalau Adam berkata seperti itu, Adam bukanlah tipe laki-laki yang ia idamkan.

"Nggak selamanya Adam akan selalu berjodoh dengan Hawa, Syah. Akan ada kalanya kalau Adam itu berjodoh sama Aisyah, ya kayak kita gini," ceplos Adam membuat Aisyah semakin tak suka.

"Lo bukan tipe gue, Dam," ketus Aisyah. Adam hanya terkekeh kecil mendengar suara ketus Aisyah.

"Terus tipe lo kayak gimana biar bisa menyesuaikan diri?" tanya Adam sambil menaik turunkan alisnya sebelah.

"Lo bener pengen tahu tipe gue?" Bukannya menjawab, Aisyah malah balik bertanya menantang Adam.

"Iya, spil dong," celetuk Adam.

"100% kayak Ayah gue, bisa lo kayak Ayah gue? Kalau lo bisa, tanpa mahar gue mau nikah sama lo," tantang Aisyah. Adam terdiam, jika ia mengingat siapa Ayah dari gadis itu ia jadi meringis sendiri.

"Apa nih yang bisa gue rubah supaya jadi seperti Bapak mertua?" tanya Adam. Aisyah hampir saja ingin menjahit bibir Adam yang sembarangan menyebut Ayahnya sebagai Bapak mertuanya bahkan Aisyah yakin kalau Ayahnya tak akan menerima Adam jika laki-laki itu datang melamar.

"Lo masuk pesantren, hafal 30 juz, paham kitab, cuman itu aja sih. Gimana mampu nggak?" Adam tercengang mendengar ucapan Aisyah.

"Berat banget ya buat jadi menantu seorang Ustadz?" tanya Adam. "Itu kita pikirin nanti aja, sekarang ayok!! Gue anter pulang dulu," ajak Adam.

Tanpa pikir panjang lagi, Aisyah langsung mengiyakan tawaran Adam. Jika dia masih menunggu jemputan, mungkin akan sampai malam.

Aisyah langsung naik ke atas motor Adam, meski sering menganggu dirinya tapi Aisyah sangat tahu kalau Adam adalah laki-laki baik, dia tak pernah berbuat kasar terhadap perempuan selama yang Aisyah kenal.

Meskipun Aisyah kadang suka jengkel dengan Adam yang suka menjahili dirinya tapi kebaikan Adam tak bisa ia ragukan lagi. Ia selalu menjadi penolong bagi Aisyah kapanpun Aisyah membutuhkan bantuannya.

•••

Hanya butuh waktu beberapa menit saja dan akhirnya sampai dirumah Aisyah. Setelah Adam memarkirkan motornya di depan gerbang rumah, Aisyah langsung turun dan berjalan masuk ke dalam rumah tanpa sepatah katapun atau sekedar berterima kasih pada Adam yang sudah mengantarnya pulang.

"Bilang terima kasih kek, main nyelonong aja," sindir Adam. Aisyah yang hendak membuka pintu pagar rumahnya jadi berbalik dengan wajah malas menatap Adam.

H A N A N  &  A I S Y A H  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang