31. Rencana Abidzar 🌾

3.8K 320 4
                                    

Happy Reading;))
•••

Dzuhur sudah lewat, tak ada satupun dari keluarga Aisyah yang kembali masuk ke dalam ruangannya. Apakah mereka benar-benar membiarkan Aisyah sendiri sekarang, pasti mereka semua kecewa dengan keputusan yang Aisyah ambil itu tapi ia harus bagaimana lagi, satu sisi ia mencintai suaminya tapi ia juga tak ingin jika Gus Hanan durhaka karena tak bisa menuruti keinginan mamahnya.

Salahkan jika Aisyah mengalah, egoiskah jika ia memilih untuk kalah. Ia memang egois tapi itu bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk orang lain, ia tak perduli dengan dirinya sendiri yang ia perdulikan hanya suaminya dan juga ibu mertua nya.

“Aisyah,” panggil Abi yang sudah berdiri di ambang pintu.

Aisyah menoleh, entah sejak kapan Abi berdiri di sana. Mungkin Aisyah saja yang tak sadar akan kehadiran Abi di sana. Laki-laki itu melangkah masuk ke dalam dan berdiri di samping brankas Aisyah.

“Abang,” lirihnya.

Abi langsung memeluk erat tubuh Aisyah, tangis wanita itu kembali pecah padahal ia ingin menjadi wanita kuat di depan semua orang tapi rasanya begitu sulit bagi Aisyah.

“Jangan maksain sesuatu yang nggak kamu sukai, Syah. Abang tahu kamu, jangan menyiksa diri kamu untuk kebahagiaan orang lain, pikirkan juga kebahagiaan kamu sendiri, Syah. Abang nggak akan setuju jika kamu bercerai dengan Gus Hanan, kamu nggak tahu seberapa hancurnya dia sekarang, cintanya begitu besar buat kamu, Syah. Pikirkan dia juga dan diri kamu sendiri,” papar Abi.

Aisyah semakin sesegukan dalam pelukan Abi, hatinya terasa perih jika harus membayangkan bagaimana keadaan suaminya sekarang. Di sini bukan hanya suaminya yang hancur tapi juga dirinya, apakah mereka mengira kalau ini tidak menyakiti dirinya, ini sangat menyakitkan bagi Aisyah tapi ia terpaksa.

“Aisyah terpaksa, bang. Aisyah nggak mau kalau Gus Hanan menjadi anak durhaka karena tidak menuruti permintaan Mamah Devina, walaupun Mamah Devina sudah meninggalkan mereka selama 19 tahun tapi walau bagaimana pun, Mamah Devina tetap mamah kandungnya Gus Hanan, bang. Aisyah nggak mau jadi wanita jahat karena mencegah seorang anak untuk berbakti pada orang tuanya.”

“Tapi tidak dengan perpisahan juga Aisyah,” ucap Abi.

“Terus? Aku harus tetap bertahan dan melihat Gus Hanan menikah dengan wanita itu? Itu menyakitkan bang, membayangkannya saja sudah membuat hati aku hancur bagaimana jika harus disaksikan secara langsung,” lirih Aisyah.

Abi diam, dia tak tahu bagaimana cara menjelaskannya kepada Aisyah agar tidak gegabah dalam memutuskan sesuatu apalagi itu menyangkut rumah tangganya.

“Pernikahan Gus Hanan dan wanita itu tidak akan pernah terjadi Aisyah, Gus Hanan tak bisa harus menikah dengan wanita yang tidak ia cintai dan harus mengorbankan wanita yang dicintainya,” jelas Abi.

“Gus Hanan memang menolak tapi Mamah Devina tetap memaksa,” sela Aisyah.

“Percuma kalau mertua kamu memaksa, bagaimana kalau wanita itu menolak juga untuk menikah dengan Gus Hanan?” Aisyah menatap penuh tanya ke arah Abi.

“Maksudnya?”

Abi menggeleng, ia kembali memeluk Aisyah. “Nanti juga kamu tahu, Syah. Sekarang kamu harus fokus untuk sembuh dulu, jangan kebanyakan nangis nanti air matanya habis, terus nggak tersisa buat nangisin Abang nantinya,” celetuk Abi.

“Emang mau kemana sih? Kurang kerjaan banget Aisyah nangisin Abang,” ketus Aisyah dalam pelukan Abi.

“Kita lihat aja nanti ya,” tantang Abi.

“Siapa takut,” sahut Aisyah.

Abi semakin memeluk erat tubuh Aisyah, semoga saja wanita itu bisa kuat dalam menghadapi semua masalah yang datang menghampiri rumah tangganya. Dan semoga dia bisa dengan bijak memutuskan sesuatu takutnya nanti akan membuat dia menyesal sendiri dikemudian harinya.

H A N A N  &  A I S Y A H  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang