13. Cerita masa lalu 🌾

6K 433 3
                                    

Happy Reading;))
•••

"Aku mau kita pisah?!"

Pernyataan tiba-tiba istrinya membuat sang suami kaget bukan main. Tak ada angin ataupun hujan, istrinya tiba-tiba minta pisah darinya.

"Jangan kekanakan Dev. Kita nggak ada masalah apapun, kenapa kamu tiba-tiba minta pisah sih?" Ia bertanya dengan santai karena tak ingin membuat istrinya salah paham.

"Aku kekanakan, Mas. Kamu tuh yang kekanakan, apa-apa dilarang, ini nggak boleh, itu nggak boleh. Sebenarnya yang kamu bolehin itu apa sih, hah?!" Dia mengeluarkan semua uneg-uneg nya yang selama ini tersimpan.

"Aku mau ngumpul sama temen aku, kamu nggak bolehin, aku mau jalan keluar nggak boleh, nggak boleh ini, nggak boleh itu. Semuanya nggak kamu bolehin, aku muak Mas sama kamu?!" Suaminya hanya diam saja, ia berharap rumah tangganya tak hancur.

"Kamu selalu nyuruh aku buat dirumah, ngurus rumah lah, ngurus anaklah. Aku bosan dirumah terus Mas," keluh istrinya.

"Terus apa mau kamu sekarang?!" tanya sang suami, ia masih berusaha untuk tidak terpancing emosi karena berbicara dalam keadaan emosi tidak akan bisa menyelesaikan masalah.

"Aku mau kita pisah," putus istrinya.

"Kamu yakin dengan keputusan yang kamu ambil itu, Dev. Sudah kamu pikirkan baik-baik untuk kedepannya, jangan pernah mengambil keputusan dalam keadaan sedang marah, itu tidak baik." Sepertinya sang suami masih ingin tetap mempertahankan istrinya.

"Aku sangat yakin, tak ada yang perlu aku pikirkan lagi, terlepas darimu adalah keinginan terbesarku saat ini."

Suaminya terdiam sebentar seraya berpikir, rasa cukup untuk berpikir, suaminya kembali bersuara dan itu yang membuat sang istrinya tersenyum bahagia.

"Baiklah, jika itu keputusan yang kamu ambil. Aku setuju tapi Icham harus ikut bersamaku." Istrinya tersenyum miring.

"Tak ada yang berniat membawanya pergi, kau urus saja sendiri anakmu itu. Aku tidak mau lagi direpotkan olehnya," ketus wanita itu.

"Baiklah."

•••

"My husband kemana sih? Masih marah apa gimana ya sama Aisyah? Masa iya dia yang marah sih? Seharusnya yang marah itu Aisyah kenapa dia juga ikutan marah sama Aisyah, aneh?"

Sepulang dari kampusnya Aisyah hanya berdiam diri didalam kamarnya. Ia sungguh bosan, terlebih lagi sang suami yang tak ia tahu kemana perginya. Mau tanya orang rumah tapi malu, tadi pagi kan dia yang marah sama suaminya.

"Kalau gini jadi serba salah Aisyah? Mau marah malah sang empu marah balik, mana nggak ada dirumah lagi," keluhnya.

Tak ada yang bisa Aisyah lakukan selain bolak-balik menggeser tubuhnya di atas tempat tidur sambil berpikir keras kemana perginya Gus Hanan.

"Apa dia pulang ke Malang ya? Ah, masa iya sih dia ngambek sampai ke Malang, tapi kalau iya gimana?" Aisyah mulai ketar-ketir.

Ia segera bangkit dari tempat tidurnya, dengan segera ia keluar dari kamar menuju lantai bawah. Ia harus memastikan sesuatu sekarang.

Tanpa perduli dengan anak tangga, Aisyah tak berjalan ia justru berlari ke bawah karena saking takutnya.

Bukan karena dikejar-kejar sama makhluk halus loh ya tapi karena takut apa yang ia bayangkan benar terjadi.

"Bunda, Ayah!!" panggil Aisyah setelah sampai dibawah, tepatnya ruang keluarga. Di sana sudah Bunda dan Ayahnya yang sedang menikmati waktu sore dengan bersantai.

H A N A N  &  A I S Y A H  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang