39. Pernikahan Abidzar 🌾

4.2K 348 6
                                    

Happy Reading;))
•••

“Saya terima nikah dan kawinnya Aznara Titari Danugraha binti Azhari Danugraha dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas 250 gram tunai.” Suara lantang dan tegas itu menggema di seluruh penjuru ruangan yang menjadi tempat ijab qobul tersebut. Hanya dengan satu tarikan nafas saja semuanya selesai dengan lancar.

“Dipersilahkan kepada mempelai pria untuk memasang cincin ke mempelai wanitanya,” intruksi pak penghulu.

Di atas pelaminan tengah sibuk semuanya, semua mata tamu undangan terfokus pada kedua pengantin di atas sana begitu juga dengan sepasang manusia yang satu ini.

“A'...”

Gus Hanan menoleh. “Loh kenapa nangis istrinya a'a?”

“Aku sayang sama kamu,” ucapnya. Gus Hanan yang mendengar itu mengernyitkan dahi bingung.

“Kenapa Syah, bilang sama a'a dulu sayang?” tanya Gus Hanan lagi.

Aisyah menggeleng lemah, “Nggak papa, aku cuman kangen sama mamah Devina aja, nanti sore kita ke makam Mamah ya,” pinta Aisyah.

Sudah sebulan lebih kepergian Devina, ternyata ia memiliki penyakit yang selama ini bersarang pada tubuhnya. Pengorbanannya tidak sia-sia, sekarang Gus Hanan sudah bisa melihat lagi karenanya.

“Iya, janji dulu nggak akan nangis lagi,” ucap Gus Hanan.

“Janji.”

Gus Hanan mengecup kepala Aisyah dengan sayang. “Bagus.” Lalu ia memeluk erat tubuh Aisyah.

“Ekhem!!”

Mendengar deheman itu, Gus Hanan sontak melepaskan pelukannya pada Aisyah. Keduanya kompak menoleh ke arah samping.

“Eh—Alia,” ucap Aisyah terbata-bata.

“Yang udah nikah mah beda,” sindir Alia berniat bercanda.

“Makanya nikah,” ledek Gus Hanan.

“Gak asik!!”

Aisyah terkekeh kecil. Sedetik kemudian ia baru sadar, dari mana Alia tahu kalau dia sudah menikah. Apakah ada orang terdekatnya yang memberitahu Alia.

“Tahu dari mana lo kalau gue udah nikah?” tanya Aisyah penasaran.

“Bunda Hafshah yang bilang tadi sama gue, awalnya gue nggak mau percaya tapi nggak mungkin juga bunda lo bohong dan ngelihat lo sama Gus, makin yakin gue kalau lo emang udah nikah,” jelas Alia.

“Gue minta maaf, gue belum bisa jujur sama kalian,” sesal Aisyah.

Alia tersenyum tipis. “Ngapain minta maaf, lo kan nggak salah. Salah lo itu cuman nggak berani ngasih tahu kita aja tapi nggak papa, gue maklum.”

“Elina?”

“Dia belum tahu, gue aja dikasih sama Bunda lo tadi. Dia itu ada urusan jadi nggak bisa ikut datang kenikahan Bang Abi,” jelas Alia.

Aisyah manggut-manggut.

“Kalian ngobrol aja dulu ya, a'a mau ke ayah dulu,” pamit Gus Hanan.

“Iya a',” sahut Aisyah.

Sebelum benar-benar pergi, Gus Hanan menyempatkan mengecup kening istrinya tanpa peduli dengan keberadaan Alia di situ.

“Suami lo sweet banget Syah,” ucap Alia setelah Gus Hanan pergi.

“Kenapa? Gerah ya?” tanya Aisyah dengan nada mengejek.

“Ish lo mah gitu,” rajuk Alia. Aisyah hanya bisa membalas dengan kekehan kecil.

H A N A N  &  A I S Y A H  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang